Part 1

899 32 1
                                    

Mila Andriani seorang gadis cantik yang berhati lembut,saat ini ia  bekerja di sebuah perusahaan.

Mila tinggal bersama ibu dan adik perempuannya.

Suatu hari ia bertemu dengan Kevin Adriansyah, pengusaha muda sekaligus pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

Kevin di kenal sebagai pribadi yang tegas dan berwibawa, meskipun ia tergolong pengusaha muda, dia  mampu mendirikan  dua anak perusahaan di luar negeri yaitu di Malaysia dan Singapura.

" Permisi, tolong semuanya berkumpul di ruang meeting." ujar Kevin.

" Baik pak." sahut Amel.

Beberapa saat kemudian semua karyawan sudah berkumpul.

" Selamat pagi semuanya, saya minta laporan keuangan selama saya pergi." ujar Kevin

" Baik, ini laporannya pak." ucap Mila sambil memberikan dokumennya.

" Tunggu siapa kamu?" tanya Kevin.

" Dia staf baru pak menggantikan Maya." jawab Amel.

" Apa kamu yakin,dia bisa?" tanya Kevin

" Kami belum tahu,dia baru bergabung di perusahaan kita 1 bulan ini pak." jawab Amel.

" Baik, semuanya meeting selesai kamu ikut  ke ruangan saya." ujar Kevin sambil menatap Mila.

Saat keduanya sampai di ruangan Kevin, tiba-tiba Amel datang

" Maaf pak,ini CV nya Mila."  ucap Amel.

" Oke, kamu boleh pergi."  ujar Kevin.

" Mila Adriani, nama yang bagus, kamu alumni Binus, ternyata kita sama,oh ya sesuai dengan peraturan di kantor ini,setiap karyawan baru harus menjalani beberapa tes,apa kamu siap?" tanya Kevin

" Tes apalagi kamu gak lihat IPK saya sangat memuaskan." jawab  Mila sinis.

" Hasil ini bisa  saja di rekayasa, kalau kamu bisa kenapa harus takut ?" sahut Kevin.

" Oke siapa takut." jawab Mila.

" Bagus, silahkan duduk, kerjakan ini, waktu kamu hanya 10 menit." ujar Kevin.

" Oke, sahut Mila lalu mengerjakan tugas dari Kevin.

" 10 menit kemudian selesai." ujar Mila.

" Oke, lanjutkan pekerjaanmu tapi ingat tes ini belum selesai, jadi kamu harus siap kapanpun saya membutuhkan." jawab Kevin tersenyum.

" Jaga ucapan anda, saya di sini untuk bekerja bukan yang lain." ujar Mila mulai emosi.

" Saya juga tahu batasan jangan berfikir terlalu jauh."  sahut Kevin.

Mila bergegas keluar dari ruangan Kevin dengan wajah kesal, sabar Mila kamu butuh pekerjaan ini. gumam Mila menguatkan dirinya.

" Maaf Mila, aku belum sempat bilang tentang ini, kamu yang sabar ya, biasanya tes ini hanya  berlangsung 3 hari." sahut Amel ketika melihat Mila keluar dari ruangan Kevin.

" Gak papa, aku siap,  karena setiap pekerjaan pasti ada resikonya." jawab Mila tersenyum.

" Mila kalau  seandainya kamu gak kuat bilang ya, aku akan bantu cari pekerjaan lain untukmu." ujar Amel .

" Gak usah,  karena di saat seperti ini akan sulit menemukan pekerjaan baru lagipula sebentar lagi,Dilla lulus SMA, aku ingin dia juga mendapatkan apa yang aku dapatkan selama ini." jawab Mila.

" Kamu memang anak yang baik,Dilla  sangat beruntung memilikimu sebagai kakak." ujar Amel memeluk  sahabatnya.

" Kami sama-sama beruntung karena memiliki orang tua yang baik dan pekerjaan keras, seandainya papa masih hidup dia pasti bahagia melihatku." sahut Mila dengan mata berkaca-kaca.

" Jangan sedih, meskipun om Adrian sudah meninggal, dia pasti bahagia melihat kesuksesan anak-anaknya,ayo kita kerja lagi." ajak Amel.

" Ya kamu benar,ini bukan saatnya untuk menangis tapi aku harus berjuang demi kebahagian keluarga keluarga kami." ujar Mila tersenyum.


TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang