Part 34

126 18 0
                                    

15 menit kemudian mereka sampai rumah, keduanya bergegas masuk

" Kenapa kamu  masih di sini? tanya Mita sinis.

" Tolong jangan salah paham, saya bisa jelaskan semuanya." jawab Kevin.

" Cepat jelaskan, saya tidak ingin kamu masuk ke rumah ini lagi." sahut Mila dengan tatapan tajam.

" Baik, pagi ini saya melakukan meeting intern dengan seluruh karyawan untuk mengumumkan direktur baru perusahaan." ujar Kevin

" Tapi hasilnya kurang memuaskan, banyak karyawan yang masih meragukan kemampuan ku bahwa memilih keluar dari kantor." sahut Mila.

" Jangan coba - coba membohongi saya,Mila seorang sarjana Ekonomi jadi tidak sulit baginya untuk beradaptasi." ucap Mita.

" Saya tahu kemampuan Mila tapi yang kita bahas hari ini adalah tentang kepercayaan,jika ibu tidak percaya coba tanyakan ini pada Indra dia juga mengikuti meeting." jawab Kevin.

" Lalu apa yang harus kita lakukan?" sahut Mita mulai merendahkan emosinya.

" Ijinkan saya  membantu Mila meyakinkan karyawan untuk bekerja sama, karena dalam organisasi manapun kerjasama team akan sangat menentukan." jawab Kevin.

" Oke saya beri waktu 1 bulan." sahut Mita.

" Maaf menurut kesepakatan, kami akan bersama selama 3 bulan." ucap Mila.

" Itu terlalu lama, saya tidak kalian sampai jatuh cinta lagi." jawab Mita.

" Saya janji mulai hari ini hubungan kami hanya sebatas rekan kerja." sahut Kevin berusaha meyakinkan Mita.

" Baik, tolong jangan hancurkan kepercayaan saya." ucap Mita serius.

" Terima kasih ibu, doakan kami agar bisa menjadi rekan kerja yang solid dalam memajukan perusahaan papa." jawab Kevin sambil meminta restu.

" Iya, tapi ingat dimana posisi mu saat ini." sahut Mita.

" Ya, saya mengerti,Mila sampai besok permisi." ucap Kevin bergegas pulang ke rumahnya.

" Sayang,mama sudah membereskan semua." ucap Marissa.

" Terima kasih, letakkan saja di sana,kita tidak bisa pergi hari ini." jawab Kevin.

" Lho kenapa ada masalah apalagi sekarang?" tanya Marissa.

" Para karyawan  sulit menerima  kehadiran Mila karena menganggapnya kurang berpengalaman di bidang bisnis." jawab Kevin.

" Mama rasa itu wajar selama ini mereka mengenal Mila sebagai istrimu tapi hari ini kamu memberi pengumuman kalau Mila adalah calon direktur baru, bantu dia sayang." sahut Marissa.

" Pasti." ujar Kevin bersemangat.

" Kamu memang selalu bisa diandalkan sayang, semoga sukses,papa pasti senang melihat ini." ucap Marissa dengan mata berkaca-kaca.

" Tapi kami lahir dari papa yang berbeda." jawab Kevin.

" Bagi mama itu sama saja kalian terikat sebuah hubungan yang lebih kuat dari pernikahan yaitu hubungan persaudaraan." sahut Marissa.

" Jadi mama lebih suka  hubungan kami seperti saat ini?" tanya Kevin.

" Bukan begitu sayang, dalam hubungan pernikahan ada yang nama mantan tapi dalam persaudaraan tidak ada, kalian harus saling menguatkan,mama sudah menganggap Mila seperti anak sendiri." jawab Marissa.

" Terima kasih, aku juga sayang mama." sahut Mila memeluk Marissa.

" Sejak kapan kamu di sini?" tanya Kevin dengan mata berbinar.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang