Ada apa sih tumben banget semua seperti ini biasanya dia menulis chat sendiri saat jam makan siang . gumam Mila kesal.
" Halo...ada apa?" tanya Mila.
Tak lama kemudian ada Vc dari Kevin.
" Hai sayang, tolong siapkan barang-barang,kita mau holiday ke puncak." ujar Kevin.
" Puncak, berdua aja?" tanya Mila.
" Enggak,kita pergi sama teman-teman kantor." jawab Kevin.
" Hah... kamu yakin?" tanya Mila lagi.
" Ya, aku rasa ini waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya,kamu siap-siap 30 menit lagi aku pulang, bye sayang." jawab Kevin.
Kalau kami pergi bagaimana dengan mama gumam Mila.
" Jangan khawatir, pak Diman dalam perjalanan menjemput istrinya, mulai hari ini dia bekerja sebagai asisten rumah tangga kita." sahut Marissa.
" Apa dia sudah tahu mengenai hal ini?" tanya Mila sedikit panik.
" Sudah sayang bahkan tadi pagi dia sendiri yang meminta pak Diman menjemput istrinya." jawab Marissa.
" Syukurlah, aku lega mendengarnya." sahut Mila tersenyum.
" Kevin sudah dewasa,mama tidak ingin menjadi beban untuknya." ucap Marissa lirih.
" Seorang ibu bukanlah beban bagi anaknya, jadi jangan pernah bicara seperti itu lagi." sahut Kevin sambil memeluk Marissa dari belakang.
" Pernikahan bukan hanya menyatukan dua hati tapi dua keluarga, kami janji akan selalu membahagiakan mama." ucap Mila yang memeluk mertuanya.
" Terima kasih sayang,mama beruntung memiliki menantu sepertimu." jawab Marissa dengan mata berkaca-kaca.
" Aku juga beruntung bisa menjadi bagian dari keluarga ini." sahut Mila.
" Permisi den." ucap Diman.
" Ya masuk." jawab Kevin
" Aden, terima kasih banyak sudah menginjin kan saya bekerja di sini." ucap Dyah.
" Sama-sama saya harap anda bisa bekerja dengan baik,satu lagi hari ini kami berdua akan pergi ke puncak selama 2 hari, anggap saja ini sebagai percobaan, tolong jaga mama saya." ujar Kevin.
" Sayang, jangan gitu ngomongnya,kasian." bisik Mila.
" Maaf , sepertinya diantara kita bertiga hanya mama yang berhak untuk bicara,kami permisi." ucap Mila menggenggam tangan Kevin lalu berjalan ke kamarnya.
" Hai,ada apa denganmu, kenapa kau membawa ku pergi, aku belum selesai bicara." sahut Kevin kesal.
" Dari cara bicaramu, aku rasa kau masih tidak suka ibu Dyah di sini, ingat ya kamu yang memintanya datang jadi hormati dia seperti kamu menghormati Diman." jelas Mila.
" Aku tidak bisa menghormati seseorang yang aku belum kenal." sahut Kevin.
" Oh gitu, sekarang gini,berapa lama pak Diman bekerja di sini?" tanya Mila.
" Sejak aku kecil." jawab Kevin.
" Oke, artinya waktu itu kamu juga belum mengenalnya, tapi kedua orang tuamu percaya pak Diman orang yang baik, buktinya beliau masih bekerja di sini sampai sekarang,kamu mengerti maksud perkataanku?" tanya Mila.
" Ya tapi aku takut hal itu terjadi lagi." ucap Kevin
" Jangan takut, aku rasa bu Dyah tidak mungkin berniat buruk pada keluarga ini, karena bagaimanapun juga di sinilah sumber penghasilan keluarganya, jadi cobalah untuk percaya." jelas Mila tersenyum.
" Baik, akan aku coba, gimana apa yang sudah kamu siapkan?" tanya Kevin
" Lihat saja di dalam tas ,oh ya untuk pakaian kamu siapkan sendiri, aku mau mandi." jawab Mila.
" Sempurna, terima kasih sayang." gumam Kevin tersenyum setelah memeriksa barang yang akan mereka bawa ke puncak, entah mengapa ide jail nya tiba-tiba muncul,ia sengaja memasukkan dua lingerie ke dalam koper semoga bisa. gumam Kevin tersenyum penuh arti.
" Hai,ada apa,kenapa kau terlihat bahagia sekali?" tanya Mila penasaran.
" Gak papa, aku hanya memasukkan pakaianku." jawab Kevin.
" Oh, cepat mandi katanya harus kumpul kantor jam 14.00." sahut Mila.
" Ya tolong siapkan makan siang, aku lapar." ucap Kevin.
" Oke, aku tunggu di bawah." jawab Mila tersenyum.
" Sayang, kalau kamu pergi gimana pesta kejutannya?" tanya Marissa.
" Di tunda dulu bulan depan,saat ini aku sedang berusaha agar dia bisa percaya pada bu Dyah." jawab Mila.
" Kamu benar sayang, ini saatnya dia melupakan trauma yang dialami." sahut Marissa.
" Hai,apa yang kalian bicarakan, bukankah ini sudah waktunya makan." ucap Kevin melangkah turun dari tangga
" Tentu sayang,kami sengaja menunggumu,ayo." jawab Marissa tersenyum.
Selesai makan,Kemil bersiap berangkat ke kantor.
Sesampainya di sana, sebelum kita berangkat, " Saya minta waktunya sebentar." ujar Kevin.
" Ya pak." jawab mereka lalu berkumpul di hadapan Kevin.
" Tujuan kita ke puncak hari ini adalah untuk bersenang-senang tapi ingat utamakan keselamatan diri dan penumpang mengerti." ujar Kevin.
" Mengerti pak, terima kasih sudah ikut berpartisipasi dalam acara kami." ucap Amel.
" Sama- sama, saya juga sudah lama tidak liburan, oke ayo kita berangkat." jawab Kevin tersenyum.
" Hai... kalau misalkan naik motor seru juga ya." ucap Mila tiba-tiba.
" Jangan berfikir macam-macam, pakai mobil lebih aman, kalau mau aku bisa buka bagian atas mobil." jawab Kevin.
" Seru juga tuh,ayo buka." sahut Mila bersemangat.
Tak lama kemudian bagian atas mobil terbuka,Mila berdiri untuk menikmati hembusan angin yang menerpa rambutnya, Terima kasih tuhan aku sangat bahagia. teriak Mila.
" Hai...ayo duduk, malu di lihat orang." ucap Kevin menarik tangan Mila.
" Oke maaf, aku kelepasan." jawab Mila.
" Kau baru pertama kali liburan?" tanya Kevin.
" Tidak juga tapi ini pertama kalinya aku liburan dengan status baru." jawab Mila tersenyum.
" Apa itu, artinya kamu senang menikah denganku?" tanya Kevin.
" Bisa jadi, karena saat ini aku benar-benar menikmati peranku sebagai istri, maaf aku tadi terlambat bangun btw sandwich nya enak juga makasih." jelas Mila.
" Sama-sama, tidak papa asal jangan di ulangi lagi, aku ingin istriku mengantar dan menyambut kedatangan suaminya ketika pulang kantor." sahut Kevin.
" Bisa aja sih, tapi katanya aku harus ikut kerja, jadi gimana dong?" tanya Mila.
" Gak tahu juga ya, jujur untuk masalah ini kami memang selalu bertolak belakang, aku ingin istri di rumah tapi mama ingin menantunya menjadi wanita karier, karena mama berfikir menantunya itu ibarat ratu bukan asisten rumah tangga." jelas Kevin
"Oh gitu, tapi sayangnya aku tidak berfikir demikian, seorang wanita yang sudah menikah harus mengutamakan kepentingan keluarga di bandingkan kariernya, kalau gitu nanti aku coba jelaskan ke mama, lagi-lagi, kita punya pemikiran yang sama,apa ini artinya kita jodoh." ucap Mila.
" Mungkin saja." jawab Kevin, walau dalam hatinya ia sangat berharap apa yang dikatakan Mila adalah benar.
" Hai berhenti dulu yuk, matahari sudah mulai terbenam. " ucap Mila.
" Oke sekalian ambil foto." sahut Kevin
Melihat mobil Kevin berhenti,para rombongan akhirnya ikut berfoto diantara pemandangan alam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat
RomancePerjalanan cinta memang tak selamanya berakhir indah tetaplah kuat menjalani hidup karena kebahagiaan yang sesungguhnya berasal dari diri sendiri