Part 48

126 13 0
                                    

Keesokan harinya

Mila terkejut mendengar suara ponselnya.

" Halo siapa ini ada apa?" tanya Mila.

" Ini Sheila, aku datang untuk mengantarkan gaun mu." jawabnya.

" Oke tunggu sebentar." sahut Mila bergegas keluar dari kamar dan menemui Sheila

" Hai, silahkan masuk,maaf membuat mu menunggu kenapa kau datang pagi sekali?" tanya Mila.

" Tidak papa, aku datang pagi karena siang ini ada acara di luar kota." jawab Sheila.

" Ada acara berapa lama?" sahut Mila.

" 3-4 hari, mungkin aku tidak bisa datang ke pernikahan kalian." ujar Sheila.

" Wah... sayang sekali padahal kami sangat mengharapkan kehadiran mu." ucap Mila.

" Maaf ya tapi aku sudah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk kalian." jawab Sheila sambil memberikan sebuah kotak berwarna merah.

" Terima kasih, boleh di buka?" tanya Mila.

" Jangan dulu, bukalah 30 menit sebelum pernikahan mu." jawab Sheila.

" Rupanya hadiah sangat spesial sampai-sampai harus ada waktu tertentu untuk membuka nya,apa Martin tahu kamu pergi?" sahut Mila.

" Tidak, jangan memberi tahunya, aku ingin dia bahagia." ujar Sheila dengan mata berkaca-kaca.

" Apa kamu mencintainya?" tanya Mila.

" Tidak, lupakan saja,oh ya aku bawa susu segar untuk mu." jawab Sheila mencoba mengalihkan pembicaraan.

" Terima kasih." sahut Mila tersenyum.

" Oke, aku pergi sampai ketemu." ujar Sheila tersenyum.

" Hati-hati." jawab Mila memeluknya.

" Iya permisi." sahut Sheila.

" Susu lagi, aku yakin mereka sedang merencanakan sesuatu." gumam Mila setelah kepergian Sheila.

Di sisi lain, Sheila berfikir bahwa rencananya berhasil, tidak lama lagi Mila akan kehilangan bayi atau bahkan nyawa . gumamnya tersenyum penuh kemenangan

Tak lama kemudian, Martin menghubunginya

" Sheila ada yang kamu lakukan, bagaimana jika Mila semakin curiga?" tanya Martin emosi.

" Aku rasa dia terlalu bodoh untuk memahaminya." jawab Sheila.

" Jangan menganggap bodoh orang yang lemah, bagaimana jika dia sedang memikirkan cara untuk menyerang balik kita?" sahut Martin.

" Aku rasa itu tidak mungkin terjadi sayang apalagi tante Mita sudah sangat percaya padamu. " ujar Sheila.

" Iya tapi aku juga merasa aneh ketika bersikap manis padaku." ucap Martin.

" Bersikap manis, bagaimana?" tanya Sheila sinis

" Iya kemarin dia menyatakan cintanya." jawab Martin.

" Apa... jangan bilang kalau kamu mulai jatuh hati padanya?" tanya Sheila emosi.

" Tidak sayang, cinta ku hanya untukmu." jawab Martin berusaha meyakinkan Sheila.

" Aku tidak bisa lagi ikut dalam permainan ini,hati ku hancur melihatmu menikahi wanita lain." sahut Sheila sambil terisak.

" Sayang tenangkan, kamu masih di jalan kan?" ujar Martin panik.

" Apa urusanmu,kita putus." sahut Sheila mematikan panggilannya.

" Sial kenapa tiba-tiba Sheila berubah pikiran, jangan sampai semua rencana kami hancur." ujar Martin bergegas mencari keberadaan Sheila.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang