Part 42

102 14 0
                                    

20 menit kemudian mereka sampai.

" Sayang, sebentar lagi waktu makan siang, kita makan bareng ya." ajak Martin.

" Ya." jawab Mila singkat.

" Makasih,kita masuk sekarang." sahut Martin.

" Mila hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

" Sheila, perkenalkan dia calon istri ku Mila." ucap Martin.

" Hai cantik juga calon istri mu." jawab Sheila.

" Mila ini Sheila, sahabat kecil ku sekaligus WO pernikahan kita." sahut Martin.

" Senang berkenalan dengan mu terima kasih banyak." ujar Mila.

Proses fitting dimulai, keduanya sepakat memilih baju berwarna abu- abu untuk busana akad nikah.

" Untuk resepsinya gimana?" tanya Sheila.

" Boleh carikan kebaya modern berwarna marron." jawab Martin.

" Baik, kapan acaranya? " tanya Sheila.

" Beberapa minggu lagi." jawab Mila

" Selamat semoga semua berjalan dengan lancar." sahut Sheila tersenyum.

" Terima kasih, udah selesai kita mau makan siang, ikut yuk." ajak Martin.

" Gak deh takut ganggu." tolak Sheila.

" Jangan menolak, permintaan calon pengantin siapa tahu bisa segera menyusul kami." jawab Martin.

" Baiklah aku siap- siap sebentar." sahut Sheila.

Mila hanya diam sambil memperhatikan kedekatan mereka

" Sepertinya mereka ada hubungan." gumam Mila.

" Sayang, aku ajak Sheila boleh kan?" tanya Martin

" Iya." jawab Mila tersenyum.

Tak lama kemudian, Sheila datang dengan penampilan berbeda,ia mengenakan dress pendek dan cardingan dengan warna senada.

" Ayo aku siap."  ucap Sheila.

" Baik kita berangkat." jawab Martin berusaha menahan diri untuk tidak memarahi Sheila di depan Mila.

45 menit kemudian, mereka sampai di cafe,ketiga segera duduk di meja yang sama.

" Permisi mau pesan apa?" tanya pelayan menghampiri mereka.

" Sop  iga 1 jus alpukat 1."  ucap Mila.

" Nasi goreng seafood 2 jus jeruk 2." sahut Martin.

" Terima kasih ternyata kamu masih ingat dengan makanan favorit ku." sahut Sheila.

" Sama- sama, beberapa tahun ini kamu tinggal di Amerika saat kamu pulang pasti merindukan masakan Indonesia." ujar Martin.

" Kamu tinggal di Amerika?" tanya Mila.

" Iya aku pindah ke sana untuk kuliah, aku baru kembali 1 bulan lalu." jawab Sheila.

" Maaf aku permisi ke toilet sebentar."  ucap Sheila.

" Iya silahkan." jawab keduanya.

Flashback on

(Tentang kedatangan Martin)

Martin Wijaya, adalah putra sulung dari keluarga Adriansyah.

Beberapa tahun yang  lalu,Martin terlahir tanpa mengenal ayahnya kandungnya.

Sejak bayi hingga usia 5 tahun,ia tinggal bersama ibu dan orang dan keluarga dari  papa,tapi setelah papa meninggal mereka harus terusir dari keluarga tersebut.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang