Part 3

266 22 0
                                    

Beberapa saat kemudian Mila pulang

" Ma, maaf aku pulang terlambat, ponsel ku kehabisan baterai." ucap Mila.

" Syukurlah kamu sudah pulang,itu kening kamu kenapa?" tanya Mita.

" Tadi gak sengaja terbentur." jawab Mila.

" Sayang kamu harus hati-hati, kalau capek jangan di paksa." ujar Mita.

" Aku gak papa,ini hanya luka kecil,makan yuk aku lapar." ajak Mila.

" Ya sayang, kamu makan yang banyak,mama gak mau kamu sakit. " ujar Mita sambil mengambilkan makanan untuk Mila.

" Mama cukup, aku takut gendut." sahut Mila tiba-tiba.

" Kak maaf ini sudah awal bulan,minggu depan aku mulai ujian uangnya ada kan?" tanya Dilla.

" Oke kamu tenang aja,besok siang kakak ke sekolah untuk melunasi semuanya." jawab Mila tersenyum.

" Alhamdulillah, makasih kak, aku sayang kak Mila." ucap Dilla berjalan memeluk kakaknya.

" Sama-sama kamu belajar yang rajin, kakak janji akan membiayai pendidikan mu sampai lulus." sahut Mila.

" Sayang makasih mama bangga sama kamu." ujar Mita.

Flashback on

Perbedaan usia yang sangat jauh membuat kehidupan Mila dan Dilla sangat berbeda,Dilla terlahir saat Mila  berusia 10 tahun.

Saat itu kehidupan kami benar-benar berubah, papa mulai sakit  dan mama baru tahu,jika dia sedang hamil 4 bulan, untuk memenuhi kebutuhan, aku membantunya berjualan kue, beberapa bulan kemudian yang aku takutkan benar-benar terjadi papa meninggal sebelum Dilla lahir sejak itu aku bertekad untuk membahagiakan Dilla.

Flashback off.

" Mila boleh mama bicara?" tanya Mita.

" Ya, ada apa katakan saja?" sahut Mila.

" Mama rasa  ini sudah waktunya kamu menikah sayang." ujar Mita.

" Ma, aku pasti menikah tapi setelah Dilla lulus kuliah." jawab Mila.

" Sayang, ingat usiamu sudah tidak muda lagi, pikirkanlah masa depanmu." ujar Mita.

" Ya, aku mengerti tapi untuk saat ini memang belum ada calonnya." jawab Mila.

" Ya sudah mama doakan ,dia segera datang." sahut Mita.

" Aamiin." jawab Dilla dengan keras.

" Jangan dulu dong, aku masih ingin membahagiakan kalian." ucap Mila sambil memeluk keduanya.

" Kami justru lebih bahagia jika kakak bahagia." sahut Dilla.

Keesokan harinya  Mila bersiap berangkat ke kantor.

" Kak, aku tunggu di sekolah ya, jangan lupa." ucap Dilla.

" Oke, hati-hati belajar yang rajin." jawab Mila.

" Siap kak." sahut Dilla bersemangat.

" Ma... kami berangkat." ucap keduanya mencium tangan Mita.

" Ya hati-hati." jawab Mita tersenyum.

Setelah anak-anaknya pergi,Mita bergegas membersihkan rumah sebelum berjualan.

" Pagi cantik." sapa Kevin

" Hai, kamu ngapain lagi sih pergi sana, aku bisa berangkat sendiri." ucap Mila sinis.

" Ayo masuk mobil atau aku masuk ke rumah dan mengatakan semuanya."ancam Kevin.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang