Keesokan harinya
" Kak minggu dengan aku udah mulai kuliah." ucap Dilla dengan mata berbinar.
" Selamat ya,jalani semua dengan sungguh-sungguh." jawab Mila tersenyum.
" Siap, makasih banyak kak tanpa bantuan mu mungkin aku tidak bisa seperti ini." sahut Dilla memeluk sang kakak.
" Jangan lupa doa mama juga penting." ujar Mila.
" Kakak benar makasih juga mama sayang." ucap Dilla sambil mencium pipi Mita.
" Iya, tetaplah menjadi anak yang penurut." jawab Mita tersenyum.
" Aku tidak bisa janji." sahut Dilla.
" Lho kenapa?" tanya Mita terkejut.
" Selama perkataan itu baik dan membawa kebaikan bersama aku siap kalau tidak ya mohon maaf." jawab Dilla.
" Hanya seorang ibu yang tahu semua hal terbaik untuk anaknya." sahut Mita.
" Ketika seorang anak beranjak dewasa mereka punya pemikiran dan keputusan sendiri." ujar Mila.
" Iya mama tahu tapi bukan berarti boleh menikahi saudara sendiri." sindir Mita.
" Aku tidak sedang membicarakan itu,jadi jangan alihkan pembicaraan kita." sahut Mila.
" Hai kenapa jadi berdebat,ada apa sebenarnya?" tanya Dilla penasaran.
" Tidak papa,Mila hanya asal bicara." jawab Mita
" Benarkah?" sahut Dilla.
" Mungkin saja, sudah waktunya aku pergi permisi." ucap Mila bergegas keluar rumah.
Menyadari perubahan sikap Mila, Dilla merasa keduanya sedang terlibat perang dingin.
" Mama jujur sama aku,ada apa sebenarnya?" tanya Dilla.
" Bukan urusan kamu." jawab Mita sinis.
" Mama kita ini keluarga, aku mohon bicara dengan jujur." sahut Dilla.
" Fokus saja pada perkuliahan mu." ujar Mita.
" Oke, aku tidak akan ikut campur lagi, jika keadaan terus seperti ini bersiaplah kehilangan kakak."sahut Dilla sambil berjalan pergi.
" Ada apa ini kenapa kedua putriku mulai berani membantah ku pasti dia yang sudah meracuni pikiran putriku." gumam Mita kesal lalu berjalan ke rumah Marissa.
" Marissa buka pintunya, aku ingin bicara." ucap Mita.
" Iya mbak, silahkan masuk." ajak Marissa ramah.
" Akhir-akhir ini Mila sering membantah ku, kamu tahu itu kenapa?" tanya Mita.
" Tidak." jawab Marissa.
" Dia masih ingin bersama putramu, mulai hari ini mohon bantuannya jauhkan mereka,jika tidak saya terpaksa melakukan hal yang menyakitkan untuk keduanya." sahut Mita.
" Saya rasa mereka lebih tahu apa yang harus di lakukan lagipula kebersamaan ini hanya tinggal sebentar." ujar Marissa.
" Sebentar kamu bilang justru ini yang bahaya, bagaimana mereka bisa saling melupakan jika selalu bersama?" tanya Mita
" Melupakan seseorang yang dicintai memang tidak mudah, tapi seiring berjalannya waktu semua akan kembali seperti biasa." jawab Marissa.
" Baik jika itu jawaban mu, permisi." sahut Mita keluar dari rumah Marissa.
Sesampainya di rumah,Mita segera menghubungi seseorang.
" Minggu depan kamu bisa datang?" tanya Mita.
![](https://img.wattpad.com/cover/240944328-288-k593788.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat
RomancePerjalanan cinta memang tak selamanya berakhir indah tetaplah kuat menjalani hidup karena kebahagiaan yang sesungguhnya berasal dari diri sendiri