34 - New Path

20.5K 2.8K 58
                                    

Halo semuanya, maaf banget tiga minggu ini skip update Beda Segmen. Aku sedang punya kesibukan di RL yang urgent dan harus diselesaikan secepatnya.

Walau urusan itu belum sepenuhnya beres, tapi setidaknya aku bisa meluangkan waktu untuk menulis. Menulis memang hobiku, tapi ada tanggung jawab yang harus aku tunaikan.

Hehehe.

Sorry for my delay update, dan terima kasih untuk kalian semua yang setia menunggu.

Enjoy

❤❤❤

***

Kreativitas memang seringkali muncul saat kepepet, tapi hasilnya tidak maksimal. Padahal sejatinya kreativitas merupakan salah satu keunggulan otak manusia dibandingkan processor komputer tercanggih sekalipun. Tidak ada komputer yang kreatif, mereka hanya menjalankan program, sebuah algoritma. Apa yang diperintahkan, itulah yang dilaksanakan.

Hasilnya terbukti, kami bertiga menyelesaikan proyek Rekayasa Perangkat Lunak lebih awal dari jadwal deadline yang ditetapkan Pak Anhar. Kami telah rampung sementara kelompok lainnya masih berkutat menentukan judul dan arah proyek. Kami tidak curi start mereka saja yang memulai terlalu lambat.

Melangkah percaya diri, Rama selaku ketua kelompok menghampiri pak Anhar saat kelas akan berakhir, menyerahkan laporan kepada beliau.

Pak Anhar sempat terkejut namun sejurus kemudian wajahnya mengulas raut bangga.

"Laporan proyek kami, Pak."

"Wah, saya tidak menyangka ada yang selesai secepat ini. Sudah tandatangan dosen pendamping?"

"Sudah, Pak."

Pak Anhar membolak-balik makalah berjilid rapi tersebut dan mengangguk perlahan.

"Untuk yang lain, waktu tersisa tidak banyak. Segeralah selesaikan dan kita akan memulai presentasi sebelum UAS dilaksanakan."

"Baik Pakkk," jawab kelas serempak.

Bagiku tugas adalah beban sekaligus kewajiban. Artinya dengan menyelesaikan satu, bebanmu berkurang empat. Kenapa empat? Karena untuk mengerjakan kewajiban itu kamu memerlukan waktu, pikiran, tenaga serta dana. Keempatnya adalah beban yang apabila dikelola dengan apik akan bermanifestasikan sebuah hal yang berwujud produktivitas.

Aku pernah mendengar quote lelucon yang mengatakan 'Pekerjaan akan ringan kalau ... tidak dikerjakan, masalah lebih mudah kalau ... tidak dipikirkan'. Memang benar, asal siapkan saja mental akan konsekuensi ke depannya.

Hubunganku dengan Rama tidak begitu baik tapi tidak buruk juga. Kami kembali seperti dulu, sekedar bertukar sapa dan basa-basi singkat saja. Aku tidak begitu peduli asalkan dia menyelesaikan tugas bagiannya. Tugasnya selesai, aku salut akan hal itu. Walau dia brengsek, tapi cukup bertanggung jawab akan studinya.

Amara semakin sibuk dengan persiapan pernikahannya yang akan digelar setelah ujian akhir semester ini. Cepat sekali. Awal semester depan sahabatku itu berganti status dari single jadi double. Aku sama sekali tidak iri.

Setiap kami bertemu dia terus memberondongiku pertanyaan seputar siapa pacarku, bahkan sejak kejadian kami meminta tandatangan pak Angga beberapa hari lalu Amara memandangiku dengan tatapan menyelidik. Dia menggodaku, mengatakan bahwa kini aku menemukan gebetan baru pengganti Pak Fadil. Aku, tentu saja membantah habis-habisan. Kadang Amara bisa begitu jeli, membuatku kewalahan.

Kami berdua duduk di kantin minim wifi kebanggaan Fasilkom, menikmati segelas es teh manis yang batu esnya telah mencair akibat cuaca panas. Amara sibuk bermain dengan ponselnya, aku tahu dia sedang googling pernak pernik pernikahan. Padahal sudah ada Wedding Organizer yang menghandle segalanya tapi tetap saja gadis di hadapanku ini ingin terlibat langsung. Aku memakluminya jadi kubiarkan saja matanya terpaku pada layar, tak ingin mengusik.

BEDA SEGMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang