6-Bintang dan teman

925 196 83
                                    

Assalamualaikum kawan-kawan!
Apa kabar? Sehat kan?

Aku up lagi nih, ada yang nungguin ngga?

Selamat menikmati ya, jangan lupa vote sama komen. Follow sebelum di baca, okay.

Enjoy my story!

H A P P Y R E A D I N G😚

~~~~~~~~~~~~~

sepertinya sekarang sudah menjadi kebiasaan Bisma, menjemput Nada dan mengajaknya ke sekolah bersama.

Bukan tanpa alasan Bisma melakukan itu, namun alasan itu tidak bisa ia katakan disini, bukan waktu yang tepat. Mungkin nanti dia akan mengatakannya, namun tidak sekarang.

Bisma menunggu Nada di depan rumah, duduk di kursi kayu sambil memainkan ponselnya. Lelaki itu berdecak kesal, tidak biasanya Nada lambat seperti ini.

"Tong! Ngopi dulu." tawar Babeh Somad, ayah Nada sekaligus paman Bisma.

Bisma memasukan ponselnya ke dalam saku seragamnya saat Babeh Somad duduk di salah satu kursi kayu.

"Cang. Nada lama benget sih!" adu Bisma pada Babeh Somad.

Sudah hampir 15 menit ia duduk disini namun Nada tak kunjung keluar. Dari mulai Nyak Sari bikin adonan pisang goreng sampai tu pisang goreng sudah di depan mata Bisma, Nada tak juga keluar dari pertapaannya.

"Bentaran lagi, paling." ucap Babeh Somad lalu menghirup kopi panasnya. Hluppp, dehh enak nya.

"Udah lima belas menit loh, Cang. Bisma nunggu. Ngga biasanya Nada lama gini."

"Eh iyee, bener juga ape lu kate." Babeh Somad meletakkan cangkir kopinya di atas meja.

"NENG!! BURU DAH, KESIAN SI BISME LUMUTAN NUNGGU LU." teriak Babeh Somad, jangan lupakan logat betawinya yang khas itu.

Bisma hanya bisa menggeleng heras, namanya menjadi Bisme. Hanya Om nya yang bisa begini, eh Cang nya maksudnya.

Bisma mengambil satu pisang goreng buatan Cing Sari, mamanya Nada. Lalu melahapnya bersama dengan Babeh Somad.

"Bis, Neng gimane di sekoleh?" tanya Babeh Somad.

Nada biasa di panggil Neng sama orang tuanya, bahkan orang tua Bisma pun sama. Suka memanggil Nada dengan panggilan Neng.

"Ya kaga gimana-gimana sih, Cang. Kaya biasanya juga." jawab Bisma.

Babeh bernafas lega, ia hanya tidak ingin Nada sampai bermasalah dengan orang-orang di sekolahnya yang notabenenya adalah orang gedongan.

"Bapa lu apa kabar?"

Bisma tersenyum lalu menghirup kopinya.

"Alhamdulillah, baik. Cang."

"Sibuk banget bapa lu."

Bisma mengangguk. Lalu ia teringat pesan Ayahnya tadi saat sarapan.

"Eh iya, Cang. Tadi Papa pesen sama Bisma. Kalo Cang sama Cing nanti kerumah."

"Ngapain, tong?"

"Yaelah, Cang. Silaturahmi lah."

Babeh Somad nyengir, benar juga apa kata nih bocah.

"Cang datang ya nanti, biar Gara sama Bisma langsung ke rumah Bisma kalo Cang sama Cing disana. Sekali-sekali kumpul gitu, Cang!" ujar Bisma pada Baneh Somad.

Di saat keduanya asik mengobrol, Nada keluar dengan tergesa. Penampilannya pun bisa di katanya acak-acakan, dasi miring, tas di tangan. Dan yang membuat Bisma melongo adalah Nada tidak memakai Jas sekolahnya.

Gara Nada [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang