22-Kemo terapi

718 107 92
                                    

ASSALAMUALAIKUM....
AUK KEMBALI YUHUUUUUU
RINDU GARA NADA NGGA, OMAGAH?

NIH AKU KASIH, TAPI JANGAN LUPA VOTE DULU TERUS KOMEN. UTAMAKAN FOLLOW JUGA.

Aku dan sekeluarga mengucapkan, Selamat hari raya idul adha😘 mohon maaf lahir dan batin 🙏

Happy reading semua😊

********

Rintik hujan turun beraturan terlihat indah dibalik jendela kaca. Seorang gadis masih memakai jas olimpiade berdiri diam termenung didepan jendela sambil menatap rintik demi rintik hujan.

Nada, gadis itu mengambil ponselnya. Ada banyak ucapan selamat untuknya dan Dewa karena telah berhasil memenangkan olimpiade kali ini. Namun entah kenapa perasaan Nada menjadi seperti ini, cemas dan memikirkan Gara.

"Anak songong beneran ga ngucapin selamat sama gue?" tanya Nada sambil bergumam dengan tatapan lurus.

Apa yang terjadi dengan lelaki itu, satu minggu dia dengan Dewa disini namun Gara sama sekali tidak ada kabar.

"Lo kemana sih, Gar?"

"Kenapa gue selalu mikirin lo?" Nada kesal dan melempar ponselnya ke kasur.

Ketukan pintu dari luar membuatnya menoleh dan segera menuju pintu, membuka pintu mata Nada menangkap sosok Dewa dengan gaya coolnya berdiri sambil menatapnya.

"Kenapa?" tanya Dewa singkat.

Alis Nada berkerut, "Kenapa?" tanya Nada mengulang pertanyaan Dewa.

"Kenapa lo ngga keluar kamar dari tadi?"

"Eh- gue cuma istirahat aja Wa, ini mau keluar ko." jawab Nada sambil tersenyum.

Dewa berjalan masuk ke dalam kamar Nada, sebenarnya sedikit kaget dengan perbuatan Dewa kali ini. Tidak memikirkan lebih, Nada berjalan menghampiri Dewa yang sudah duduk di sofa kamar Nada, tepatnya kamar hotel yang mereka tempati.

Gadis itu duduk di tepi kasur yang hanya berjarak satu meter dengan sofa yang di tempati oleh Dewa.

"Lo kenapa? Mikirin Gara?"tanya Dewa langsung.

Raut wajah Nada sulit diartikan, antara terkejut dan kesal bercampur jadi satu saat lelaki dingin itu menanyakan pertanyaan semacam ini.

"E-enggak! Siapa yang mikirin Gara, su'udzon dosa Dewa." elak Nada menjawab.

Dewa menarik sudut bibirnya tipis, "Gue tau, lo lagi mikirin Gara. Gue cuma mau ngasih tau, lo tenang aja dia akan baik-baik aja." ucap Dewa datar.

Nada menggeleng, "Gue ngga mikirin dia!" ucap Nada berbohong.

"Lo ngga pandai bohong, dan gue ngga mudah di bohongin." kata Dewa menohok.

Nada tercekat ia lupa kalau temannya ini selain batu es juga cenayang yang bisa menebak dengan benar.

"Gue cuma mau bilang itu, dia akan baik-baik aja!" setelah menyelesaikan ucapannya Dewa berdiri.

"Lo turun, kita makan siang." Nada mengangguk.

"Dan jangan lupa kemasin barang-barang lo, kita pulang hari ini." lanjutnya.

Setelah itu Dewa keluar dari kamar Nada. Dia tau tidak sangat tidak baik jika laki-laki berada di dalam kamar perempuan.

Nada berjalan pelan menutup pintu yang sedari tadi di biarkan terbuka. Menyandarkan tubuhnya di dinding pintu, Nada memejamkan matanya mencoba mengartikan maksud ucapan Dewa tadi.

"Dia akan baik-baik saja." lirih Nada mengulang ucapan Dewa tadi.

"Sebenarnya apa yang terjadi sih. Kenapa gue juga selalu mikirin lo, perasaan gue selalu cemas mikirin lo, Gar." keluh Nada sambil memejamkan matanya.

Gara Nada [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang