14- Bukan Cinderella

665 130 197
                                    

Assalamualaikum...
Gimana puasanya lancar??

nih aku up Gara Nada, buat yang nungguin semoga kalian suka sama part ini yaa...

Jangan lupa semangat puasanya:)

Jangan lupa vote sama komennya

Enjoy!!!

Happy reading!!!

**********

Motor Gara berhenti di depan rumah besar nan megah ini, Nada turun lalu membenarkan pakaiannya yang sedikit berantakannya.

Gadis itu menyenggol Gara acuh, membuat Gara terdorong mundur. Kemudian Nada menatap dirinya di kaca spion milik Gara. Membenarkan tatanan rambutnya.

"Cantik doang, tapi kok bar-bar." sindir Gara.

Nada kembali menegakkan tubuhnya, ia menatap Gara dengan menyipitkan matanya.

"Ganteng doang, mulut ngga bisa di jaga." balas Nada menyindir Gara.

Keduanya saling melempar tatapan sengit masing-masing, aura permusuhan kental terasa di antara mereka. Nada mengikat rambutnya yang tadi ia gerai, asal kalian tau Nada itu tipe cewek yang risih jika rambutnya di gerai.

Gara, lelaki itu sambil bersedekap dada cuek, melirik Nada dari ekor matanya.

"Kenapa di iket, sih?" ucap Gara dalam hati.

Ia tidak bohong, Nada memang terlihat cantik jika rambutnya di gerai. Hanya saja Gara terlalu malu mengakui kalau Nada memang cantik.

"MASYAALLAH!! NENG NADA.. CAKEP BANGET YA ALLAH!" Nakula yang baru datang bersama Sadewa itu langsung menatap Nada tidak percaya.

"SUBHANALLAH! BIDADARI TURUN DARI LANGIT, INI. CANGTIP BANGET BIDADARINYA ARJUNA."

"Heh! Nyamber aja kaya petasan." Ucap Gara pada Arjuna yang baru datang.

Nada tersenyum, ia tersipu. Baru kali ini ada yang mengatakannya cantik, padahal dia memang cantik. Sebenarnya tidak ada yang berlebihan untuk penampilan Nada, gadis itu memakai drees selutut berwarna biru malam, sepatu sneaker putih. Dengan make up tipis, sangat tipis.

"Sirik aja lo, Sotong."

Gara mendengus, mengesalkan sekali ia mengajak Nada ke sini untuk jadi babu tapi kenapa malah di puji layaknya cinderella. Perasaan apa ini, entah kenapa ia tidak suka jika ada yang memuji Nada cantik.

"Eh! Eh! Daripada kita disini, mending kita masuk. Ntar makanan abis lagi!" usul Nakula. Dengan bayangan makanan selalu di kepalanya.

"Makan mulu!"

"Ngga makan, mati bege."

Nada mengedarkan pandangannya, dalam hati kecilnya ada terselubung rasa minder, tidak percaya diri. Tamu-tamu yang datang di pesta Syia pasti orang-orang kaya. Dapat dilihat dari kendaraan yang terparkir disini. Mobil-mobil mewah memenuhi halaman rumah Arasyia.

"Ayo, masuk!! Mau disini jadi tukang parkir?"

Gadis itu menghela nafas sejenak, kemudian ia mengikuti Gara di belakang lelaki itu. Teman-teman Gara, Arjuna, Sadewa dan juga Nakula telah masuk lebih dulu.

Tangan Nada mendadak dingin melihat para undangan yang datang, bukan hanya anak-anak SMA Rajawali, tapi yang datang disini pengusaha-pengusaha ternama. Nada juga menangkap di ujung sana ada orang tua dari Rindu yang tengah berbicara dengan seseorang, sepertinya itu orang tua Syia.

"Nada lo datang juga?" tanya Putri girang menghampiri Nada.

Nada hanya tersenyum kaku sambil menggaruk tengkuknya.

Gara Nada [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang