28-Aku yang salah

599 109 38
                                    

Assalamualaikum semua!!

Apa kabar? Baik dong tentunya!

Aku up lagi nih... Semoga masih ada yang setia nungguin ini yaaaaa

And.. Tanpa banyak cingcong lagi, yukkk...

HAPPY READING!

************

Gara berjalan pelan sambil mendorong motor kesayangannya melewati gerbang rumahnya sendiri. Setelah sampai di garasi, lelaki itu melepas helmnya.

Tangannya mengambil ponsel di saku jaketnya lalu mulai menelpon seseorang.

"Bukain gue pintu." ucap Gara datar.

"Hoamm... Iya, Aden. Tunggu, Ipeh bukain." Terdengar berat dari nada suaranya pasti Ipeh tadi sudah tertidur.

Gara mematikan sambungan teleponnya dan menunggu kehadiran Ipeh, si tangan kanannya dirumah.

Klekk

Pintu terbuka, menampilkan sosok Ipeh dengan rambut berantakan dan wajah bantalnya.

"Kenapa baru pulang?" tanya Ipeh menatap Gara malas.

Gara berdecak pelan, "Biasalah, nongkrong!" jawab Gara.

Ipeh mengerlingkan matanya, kantuknya kali ini sangat-sangat berat. Dan, sepertinya bantal dan guling sudah memanggil namanya.

"Ya sudah, ayo masuk. Aku ngantuk." ucap Ipeh masuk lebih dahulu.

Gara berjalan dengan pelan, ia menutup pintu rumah lalu menguncinya. Matanya menatap punggung Ipeh yang sudah masuk ke dalam kamar.

Dengan mengendap-endap Gara berjalan sangat pelan, nyaris tak terdengar suara dari decak kakinya.

"MASIH INGAT RUMAH, KAMU?"

Mampos! Gara menghentikan langkahnya seketika. Ia menepuk dahi merutuki apa yang terjadi sekarang.

Gara berbalik badan, cengiran kuda tanpa dosa ia tampilkam saat mendapati Mamih Gina bersedekap dada menatap Gara tajam.

"Ehh... Mamih, kenapa ngga tidur, Mih?" tanya Gara beralibi.

"HARUSNYA MAMIH YANG NANYA, KENAPA BARU PULANG?"

"KAMU LIHAT JAM, JAM BERAPA INI GARA?"

Mamih Gina melangkah mendekati anak tunggal kesayangannya ini. Gara hanya menyengir tanpa dosa menatap Mamihnya.

tangan wanita itu terangkat menyentuh dagu Gara, ia memperhatikan wajah anaknya itu.

"Ini kenapa wajah kamu jadi luka-luka gini?" tanya Mamih Gina bertambah marah.

"Tawuran?" tanya Mamih lagi.

Gara menggeleng cepat.

"Mau jadi jagoan kamu, Gara?" tanya Mamih Gina sekali lagi.

"Gara kan emang jagoan, Mih." jawab Gara mencoba mencairkan suasana yang mencekan ini.

Gara Nada [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang