Hallo My Frend!
Gimana puasanya lancar?Absen dulu nih kalian darimana aja.
'aku butuh voment biar sering up nya!'
Happy Reading
*******
Bulan tampak begitu terang pada malam ini. Terlihat seorang gadis tengah melamun sambil menatap hamparan langit malam yang indah yang di temani bulan nan menderang menambah keelokannya.
Sania, gadis bar-bar ini mungkin sudah hampir setengah jam dia melamun disini, entahlah sedang memikirkan apa.
Duduk bersila di teras rumahnya, baju piyama doraemon yang sedikit kusam tapi masih layak pakai, rambut ia cepol asal.
"Coba aja gue punya banyak duit, hidup gue pasti gak kayak gini." gumam gadis itu.
Matanya yang tadi menatap rembulan kini beralih menatap pergelangan tangannya yang memar.
Senyum miris muncul ketika mengingat apa yang baru saja terjadi.
"Sampai kapan kayak gini, Tuhan?"
"Sani capek!"
Ingin menangis namun berusaha ia tahan, dia gadis kuat. Tidak cengeng dan lemah!
"Capek sih, tapi mau gimana lagi... "
"NGELUH MULU KAPAN SUKSESNYA!" timpal seseorang membuat Sania tersentak.
"Nakula! Ngapain lo?" tanya gadis itu heran.
Lelaki tengil itu turun dari motor ninja hitamnya dan berdiri di samping Sania, matanya telaten menatap penampilan Sania sekarang, dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Tatapan mengejek Nakula tujukan pada gadis itu, tawa meledek pun keluar dari mulut lelaki itu dengan lepas.
"OMG! Sania... Sania... Gak cocok banget lo kayak gini, cewek sangar plus liar kayak lo ini gak banget pake beginian, San. Doraemon lagi gambarnya, kenapa gak sekalian Hello Kitty? Hahaha!" saking lepasnya Nakula tertawa sampai matanya pun berair.
Nakula memang seperti ini, kalau urusan meledek dia nomer satu!
"Gue gak liar, Kul!" sahut Sania datar.
Dia memang tidak suka di sebut liar karena itu bukanlah dirinya. Sania hanya sedikit bebas karena keadaan yang memaksanya, terbiasa menjadi tulang punggung membuat gadis ini sedikit lebih bebas dari temannya yang lain.
Jika Nada ataupun teman-teman Sania yang lain dimalam hari adalah belajar, maka Sania berbeda.
Siang pulang sekolah sampai malam Sania harus bekerja dan di tuntut harus pulang membawa uang kalau tidak jangan pulang.
"Lo ngapain kesini, Kul? Kalau mau ngeledekin gue karena pakai piayama beginian doang mending lo pergi." usirnya, gadis itu mendorong kaki Nakula menjauh darinya.
Karena dorongan Sania sedikit kuat tubuh Nakula menjadi termundur. Lelaki itu menyudahi tawanya perlahan.
"Sorry deh sorry! Gue kesini cuma mau ngasih tau, malam ini ada job! Mau ikut gak?" tanya Nakula pada Sania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara Nada [TAMAT]
Teen Fiction"Selamat tinggal, cinta terindah!" "Peluk gue untuk terakhir kalinya," tangan Gara berusaha meraih Nada, tatapan penuh permohonan pun ia sorotkan. Sedangkan gadis itu tengah terisak dan membuang pandangan kearah lain, ia tidak ingin melihat wajah G...