36-Mengaku kalah

518 102 48
                                    

Assalamualaikum hadirin and hadirot sekalian😁

Apa kabar kalian?

Aku up lagi nih, tanpa banyak bacot lagi mari nikmati sajian ini dengan tenang, okay!!

SEBELUM ITU, BUDAYAKAN FOLLOW DULU.

VOTE SAMA KOMEN JUGA HARUS DONG!! JANGAN SIDER YANG NUMPANG LEWAT AJA❤

Gitu aja, dan...

Happy reading all:)

*************

Pelajaran terakhir telah usai beberapa menit yang lalu dan bel pulang sekolah pun juga telah berbunyi.

Terlihat Nada




keluar dari kelasnya bersama dengan Radha dan Putri.

"Eh.. Sania kemana?" tanya Radha celingak-celinguk mencari keberadaan gadis itu.

Putri menoleh ke dalam kelasnya, "Nggak tau, katanya tadi kita duluan aja." jawab gadis itu.

"Ohh gitu! Yaudah, yuk." ucap Radha melanjutkan langkahnya sambil menggandeng lengan Nada.

Ketiganya berjalan bersama menuju parkiran. Namun, tiba-tiba tubuh Radha menjadi tertahan sebab ada yang menarik tas ranselnya.

"Bocil! Pulang bareng gue, yuk."

Radha menoleh kebelakang dan ternyata seorang Yudistira lah pelakunya. Dan lelaki itu mengajaknya untuk pulang bersama.

"Sorry, gue nggak bisa pulang bareng lo." tolak Radha mentah-mentah.

Gadis itu kembali melihat Yudis sambil bersedekap dada. "DANNNN, HARUS BERAPA KALI SIH GUE INGETIN, JANGAN PANGGIL GUE BOCIL!" teriak Radha kesal.

"Ya anggap aja itu panggilan sayang dari gue." balas Yudis menggoda.

Nada dan Putri terkekeh kecil menyaksikan adegan di depan mereka ini tanpa berniat untuk mencampurinya.

"PANGGILAN SAYANG APAAN TUH. KALO MAU KASIH PANGGILAN SAYANG ITU YANG BERMUTU DIKIT."

"Beby, kek. Atau Hanny kek. Lah ini, bocil? Dimana letak kebermutuan panggilan itu, kamprett?"

Yudistira mengusap jidatnya pelan, "Ya itu spesial, Bocil. Cuma gue kan yang manggil lo bocil?" ucap Yudistira santai.

"Ya tapi tetep aja gue ngga mau di panggil bocil, dasar kampret!"

Senyum Yudis mengembang seketika saat telinganya mendengar ucapan dari mulut cempreng Radha.

"NAH!! COCOK UDAH, GUE MANGGIL LO BOCIL. LO MANGGIL GUE, KAMPRET! " ucap Yudis senang.

"Kalian berdua cocok, tau. Kenapa nggak jadian aja?" tanya Putri sambil menahan tawanya.

Radha menoleh pada sahabatnya itu dengan ekspresi tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Putri.

"Tenang, Put. Masih On the way! Tunggu aja kabar baiknya." seru Yudis menjawab pertanyaan Putri.

"Ayok, Cil. Pulang bareng gue." Yudis beralih pada Radha, ia menarik tangan gadis itu.

Gara Nada [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang