18- Kembali

775 114 121
                                    

Assalamualaikum,,, apa kabar semua? Tentunya baik dong!!

Aku up lagi nih, kalian rindu Gara Nada ngga sihh??

Sebelum baca jangan lupa ya, vote serta komen di tiap paragrafnya....

Absen dulu yuk, tulis username kalian di komentar.

Happy reading and enjoy my story guys:)

*********

Di dalam ruangan serba putih, segerombolan anak laki-laki sibuk bermain dengan ponsel masing-masing, sering kali terdengar kegaduhan dan canda tawa mereka.

Gara, lelaki diam tidak protes seluruh temannya memberantakkan ruangannya. Ia malah ikut-ikutan dengan yang lainnya.

"Eh eh ajegileee... Si Rindu cakep banget sih!" seru heboh Sadewa saat melihat poto Rindu di beranda instagram nya.

Nakula sang adik mendekat, mengintip.

"Bener, Sad. Cantiknya bukan main dah!"

"Jadi pengen nikahin!" tambahnya

"Di gorok Dewa, tau rasa lo." umpat Gara terkekeh.

Nakula dan Sadewa mengalihkan pandangannya dari ponsel. Saling pandang menatap heran. "Gue bingung deh, pacar bukan. Tapi posesif nya melebihi seorang pacar." gumam Nakula termangu.

"Lo ngomongin Pak Bos, Kul?" tanya Bima sambil menyuap kacang polong.

"Ya iyalah, siapa lagi coba?"

"Dewa perhatian banget sama Rindu."

Raja berdiri mengambil cemilan di samping Arjuna. Kemudian ia kembali duduk di ranjang Gara.

"Iya, sih. Lo ingatkan pas Rindu di palakin sama preman pertigaan. Si Dewa langsung samperin dan ngehabisin preman itu loh." ujar Arjuna ikutan.

Gara mengambil ponselnya. "Ya lo tau sendiri kan, mereka udah sahabatan dari orok. Mungkin aja Dewa udah terbiasa jadi pelindung buat Rindu." Gara berujar. Mengingat memang Rindu dan Dewa adalah sahabat dari kecil sampai sekarang.

"Gue yakin banget, ntu Pak Bos punya rasa lebih sama Neng Rindu."

"Seyakin apa lo, Ja?" tanya Nakula.

"Seyakin filling gue kalau Gara udah suka sama Nada." sahut Raja menatap Gara sambil menaik turunkan alinya.

"JANGAN BAWA-BAWA TU CEWE JADI-JADIAN." ucap Gara pada Raja.

Bima terkekeh melihat Gara kesal. "Jadi-jadian mulu panggilan lo, Gar. Jadiannya kapan?" ledek Bima pada Gara.

"Ngga ada jadian-jadian sama Nada." tepis Gara kekeh.

"Awas ke jilat liur sendiri, Gar."

"Kemakan omongan sendiri, gue tertawa paling keras." Ujar Zidan menambahi.

"Sampe lo jadian sama Nada,"

"Pandawa party di caffe abang gue." ujar Arjuna heboh.

"TAPI BAYAR MASING-MASING!" lanjutnya.

Semua yang ada disana menatap Juna kesal, itu namanya mencari keuntungan sendiri. Ngajak party tapi bayar masing-masing. Mentang-mentang abangnya buka cabang caffe baru di jakarta.

"Itu namanya, lo cari kesempatan dalam kesempitan. Jun." ujar Bima.

"Sekalian, itung-itung promosiin caffe abang gue yang baru buka." celutuk Arjuna sambil nyengir kuda.

"Guys!"

"Apaan?" Raja menoleh pada Sadewa.

Sadewa menatap layar ponselnya dengan wajah serius. Membuat yang lain merasa penasaran apa yang di lihat lelaki itu.

Gara Nada [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang