34- Gara sakit apa?

570 114 78
                                    

Assalamualaikum apa kabarnya kalian?? Baik-baik aja kan?

Siapa nih yang udah gasabar nungguin Gara sama Nada hehe.

Aku up lagi dong, seneng ngga? Seneng lah pasti kalian.

Aku mau ngucapin beribu terimakasih untuk kalian yang setia baca Gara Nada, yang udah sabar banget nungguin aku up. Sayang banget deh sama kalian pokoknya!!

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN DONG!

FOLLOW IG (azeet.azizah) SAMA FOLLOW JUGA AKUN INI YAAA...

SO, HAPPY READING BEB!

************

Langkah Gara mendadak terhenti tepat di depan tenda besar yang di dalamnya penuh dengan seluruh anggota camping.

Masih dalam posisi menggendong Nada, kakinya bergetar hebat. Nafasnya memburu, rasa sakit menyelimuti seluruh bagian tubuhnya yang sekarang sudah mati rasa.

"Lo selamat, Nad." lirih Gara tersenyum tipis sembari menahan sakitnya.

Matanya tertutup secara perlahan, kepalanya pusing dan tubuhnya kehilangan keseimbangan hingga ia jatuh pingsan.

Brukk!

"Ehh suara apaan tuh diluar?" sentak Raja ketika menyadari ada suara dari luar.

"Suara apaan?" tanya Arjuna menyerngit.

Tak banyak bicara, Raja melangkah keluar untuk memastikan suara apa yang ia dengar tadi.

"NADA!! GARA!!" teriak Raja terkejut.

Matanya membola sempurna ketika melihat kedua temannya tergeletak tidak sadarkan diri diatas tanah dengan keadaan yang tidak baik-baik saja.

Raja berlari menghampiri Gara dan Nada, tidak peduli kini tubuhnya basah karena derasnya air hujan.

"BISMA!! NADA SAMA GARA PINGSAN!" teriak Raja lagi.

Mendengar nama Nada, Bisma langsung berlari keluar dan ia sangat terkejut melihat kondisi Nada saat ini. Wajah pucat, seluruh tubuhnya bergetar hebat karena kedinginan.

"Astagfirullah, Nad." dengsn cepat Bisma mengangkat tubuh Nada dan membawanya masuk ke dalam tenda.

Raja diam memperhatikan Gara, hidung lelaki itu terdapat bercak darah segar. Gara bukan pingsan biasa pikirnya.

"Dewa! Gara harus di tangani." ucap Raja pada sang ketua.

Dewa mendekat dan bersama Arjuna ia mengangkat tubuh Gara yang sangat panas dan lemah tak bernyawa.

"Rumah sakit, sekarang." pekik Sadewa.

Nakula mengusap kasar kepalanya frustasi. "Kita di hutan, bego. Emang ada rumah sakit di tengah hutan gini?" tanya lelaki itu.

"Udah jangan ribut, pakai mobil Pak Ali, cepat." Zidan datang dan menyerahkan kunci mobil milik Pak Ali pada Dewa.

Yudis menatap Zidan selidik, "Kenapa kunci Pak Ali bisa sama lo? Lo nyolong?"

Gara Nada [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang