41-Cemburu

497 98 82
                                    

Assalamualaikum temankuuuuu...

Apa kabarnya nih?

Kalian yang baca ini darimana?

UDAH KANGEN BANGET SAMA NADA, JADI KUYY LANGSUNG AJA DEH!

JANGAN LUPA DONG, VOTE SAMA KOMEN NYA.

SPAM YANG BANYAK!!!

✌TYPO DIMANA-MANA, MOHON DI MAAFKAN✌


HAPPY READING


********


Rintik hujan turun perlahan dari atas langit membasahi wajah tampan Gara namun tak sekali membuat lelaki itu beranjak dari tempatnya.

Seperti yang ia katakan, ia tidak akan pergi sebelum bertemu dengan Nada.

Keras kepala. Memang, itulah Gara.

Drttttttt

Drrtttttt

Drttttttt

Gara menulikan pendengarannya mengabaikan dering di ponsel mahalnya itu. Mungkin lebih dari lima belas kali ponsel itu berdering tapi Gara tidak ingin menanggapi.

"Lo pasti datang, kan, Nad?"

Mata elang Gara menyorot jam tangan yang terpasang di lengan kanannya, setengah tiga sore. Pantas saja ponselnya sangat berisik, pasti itu panggilan dokter Firman.

"Gue bakalan tetep disini sampai Nada datang." gumamnya.

*******


Jam pelajaran terakhir telah usai dan beberapa siswa Rajawali sebagian telah pulang dari tugas menuntut ilmunya.

Namun berbeda dengan Nada, gadis itu masih di sibukkan dengan beberapa kegiatan. Setelah dari ruang musik ia langsung beralih pada ruang karate untuk mengambil nilainya, sparing dengan Sania.

"Nad, langsung pulang?" tanya Sania pada Nada.

Nada yang tengah asik menyapu keringat dan merapikan seragam karatenya itu menoleh pada temannya.

"Kayak nya gue langsung pulang aja." jawabnya.

Sania mengangguk-anggukan kepalanya lalu detik berikutnya tersenyum lebar pada Nada.

"Bareng gue aja, yok, Nad. Sekalian kita nongkrong-nongkrong dulu di warung Bu Genit." ajak Sania semangat.

Nada tampak berpikir, sudah lama ia tak berjumpa drngan Bu Genit. Mungkin kesana bersama Sania cukup baik guna menghilangkan lelahnya.

"Oke, tapi ajak Rindu, Radha sama Embun juga dong. Biar rame-rame!"

Sania mengangguk mantap, "Siap, nanti gue ajak Putri juga."

Nada ikut mengangguk menanggapi Sania, sudah lama mereka tidak berkumpul di warung Bu Genit. Rasanya tidak sabar untuk sekedar meminum es boba kaleng buatan Bu Genit dengan segala kegenitan ibu-ibu itu.

Gara Nada [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang