47-Ice Skating dan bad push

493 86 139
                                    

Assalamualaikum braderr!!
Apa kabar?

Udah siap sama part kali ini?

Jangan lupa vote sama komen okay!!

Enjoy and happy reading guys

*******

Tepat pukul tujuh lewat dua belas menit sepuluh detik Gara tiba di sekolahnya. Ia memarkirkan motor ninja hitam kebanggaannya itu disamping motor Bisma.

"Bisma udah dateng, berarti Nada juga udah dateng." gumam Gara sembari melepas helm  yang ia pakai.

Lelaki itu turun dari motor dan hendak melangkahkan namun perhatiannya terhenti pada Ipeh. Gadis itu berdiri di hadapannya seperti patung dengan tatapan bingung.

"Kenapa, Peh?" tanya Gara pada gadis itu.

Ipeh meloloskan satu nafas, "Gak apa-apa, Den. Cuma gugup aja." jawabnya jujur.

Gara melihat ke arah Ipeh tangannya menyentuh pundak gadis itu dengan senyum yang selalu menenangkan.

"Wajar sih lo gugup, tapi lo gak boleh kalah sama kegugupan lo itu dong. Ayo! Semangat!" seru Gara mengangkat tangannya ke udara.

Ipeh hanya mengulum senyum manis melihat majikannya itu, tuhan memang begitu baik padanya telah memberikan majikan seperti Gara.

"Udah jangan gugup gitu, ayok masuk." Gara menarik tangan Ipeh agar gadis itu bergerak mengikutinya.

Beberapa menit berselang kini Gara berdiri di hadapan pintu kelas X Bahasa 2, kelas untuk Ipeh.

"Sana masuk, ini kelas lo. Dan ingat jangan panggil gue Aden lagi." ucapnya pada Ipeh.

"Kalau gak panggil Aden, terus panggil apa?"

"Apa aja terserah lo."

"Abang?" tanya Ipeh menatap manik mata Gara.

Mata Gara turun menatap Ipeh tajam, tanpa mengatakan apapun tatapan tajam Gara terlihat menyeramkan bagi Ipeh dan membuatnya jadi merasa takut.

"Abang? Bagus juga." gumam Gara pelan diakhiri dengan senyum simpul di wajahnya.

Kepala Ipeh yang menunduk perlahan terangkat melihat pada Gara dengan senyum tipis Ipeh menatap Gara malu.

"Gak apa-apa aku panggil Abang?"

"Gak apa-apa, justru bagus lagi. Gue kan gak punya adek. Jadi sekarang, lo adek gue." balas Gara datar.

Ipeh menganggukan kepalanya semangat, jujur saja ia tidak pernah merasakan sebahagia ini sebelumnya. Gara dan orang tuanya bagaikan malaikat penolong bagi dirinya dan Bi Inah.

"Udah sana masuk kelas. Gue juga mau ke kelas gue." ujar Gara pada gadis di hadapannya ini.

Ipeh mengangguk, "Makasih ya, Aden, eh, Abang!" balas Ipeh canggung.

Gara hanya membalasnya dengan anggukan kecil lalu melangkah pergi meninggalkan Ipeh. Tujuannya sekarang adalah menemui Nada, entahlah sepagi ini ia sudah merasakan rindu pada musuh bubuyutannya itu.

Gara Nada [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang