How the war ended in the past

150 24 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.



"Perang ini akan berakhir dengan bahagia bukan?" Chanyeol bertanya ke arah Soohyun, sang ayah dengan pandangan jauh entah kemana.






"Kau khawatir? Kim Chanyeol, itu bukanlah sikap seorang putra mahkota. Kau harus tetap siap dan tenang dalam setiap kondisi, terutama dalam perperangan." Soohyun membalas dengan nada yang dingin, beginilah sosok raja Joseon yang sesungguhnya, seorang raja bermental keras dan bertekad kuat






Dibalik sikapnya yang payah dalam hal politik dan juga sikap nya yang terbilang plin-plan, tidak dapat dipungkiri bahwa Joseon kini makmur dalam masa  pemerintahan Soohyun.






"Kita harus terus was was agar tidak terbunuh, karena perang adalah perjuangan diantara hidup dan mati. Jika kita sudah masuk ke arena perang, artinya kita sudah siap untuk segala kemungkinan yang terburuk" lanjut sang raja.






"Aku khawatir jika nanti nya aku malah mati dan tidak bisa mewujudkan permintaan terakhir ibunda" Chanyeol membalas dengan suara yang lirih. Kini tinggal satu jam tersisa sebelum bendera perang dikibarkan.






Chanyeol merasa khawatir tentang perperangan ini, ah apa ini mungkin dikarenakan perperangan pertamanya tanpa kehadiran sosok Sehun?






Sebegitu besarkah peran Sehun dalam perperangan Joseon? Tetapi ia juga tidak boleh kalah dari adik iparnya itu, ia harus bisa membuktikan pada keluarganya dan juga Baekhyun bahwa ia pantas menjadi raja selanjutnya bagi kerajaan besar seperti Joseon






"Kau adalah putraku, dan juga merupakan putra mahkota kebanggaan Kerajaan Joseon. Sebagai matahari Joseon, kau harus tau bahwa tanggung jawab besar yang akan kau pikul bukan hanya untuk bermegah dalam tahta dan berleha-leha, tetapi kau harus memimpin bangsamu, di baris terdepan dalam setiap keadaan ataupun perperangan."






Soohyun memegang bahu Chanyeol, memberikan kekuatan pada putra nya agar tetap kuat dan yakin pada kampuan nya sendiri. "Terimakasih ayahanda, saya tidak akan mengecewakan kepercayaan anda" Chanyeol membalas, sambil menatap lekat ke manik hitam arang milik sang ayah.






"Bolehkan aku memeluk ayah? Saya sungguh merindukan pelukan anda, ayahanda. Kali ini saja biarkan saya memandang anda sebagai ayah saya, bukan sebagai seorang raja" Soohyun menggangukan kepalanya, membiarkan Chanyeol merengkuhnya kedalam pelukan.






Setidaknya untuk beberapa detik, membiarkan mereka menikmati waktu sebagai ayah dan anak, yang sudah lama sekali tidak pernah mereka lakukan sebelumnya. Karena mereka berdua tidak ada yang tau, akan akhir dari perperangan ini.






Akankah mereka bisa kembali dengan selamat? Atau akan ada pertumpahan darah seperti yang tertulis dalam buku sejarah di masa yang akan datang? Tepat seperti yang telah jisung ceritakan.







The Past Is My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang