Asherta

Part 41

Jangan malas pencet Bintang, kalo tembus 100 lebih Fifi update lagi besok :v

▧▧▧▧

"Mrs! Maaf! Kami tidak menginginkan hal ini terjadi!" seru mereka meneteskan keringat yang tidak sedikit.

Misha menatap lima pria itu malas. Mereka berlima adalah divisi khusus yang Misha ciptakan 20 tahun lalu, di mana itu terjadi saat umurnya masih kepala dua.

Divisi khusus berisikan enam orang yang paling di percaya oleh Misha. Mereka Rodeus, Milani, Feranda, Garva, Hezuka dan Jiira. Enam pria yang masih berusia 19 tahun masa itu. Sekarang, mereka semua sudah menginjak umur 39 tahun.

Misha tentu sangat menyayangkan penghianatan yang dilakukan oleh Jiira, mantan pemimpin divisi khusus yang dirinya buat. Bukannya melindungi semua rahasia dan menjaga keluarga Misha, pria itu malah membocorkan rahasia Clan dan hampir mencelakai keluarganya.

Di tambah bersekutu dengan Careza yang ia kira gengster sekutunya itu sangatlah tidak benar. Merencanakan pembunuhan terhadapnya dan mengambil alih Clan Gold Moonlight, menyedihkan bukan?

"Haah, sana pergi! Bawa Jiira ke sini hidup-hidup!" tegas Misha di angguki ke lima nya.

Setelah pergi, ruangan itu terasa dingin. Misha di paksa mengingat masa lalu memuakkan, ingatan yang sangat ingin ia lupakan.

"Hey, Rodeus!"

Seseorang terdengar berteriak kencang, membuat kelima pria yang tengah berjalan menuju markas utama berhenti. Mereka berbalik, menatap pria berwajah ceria itu dengan seksama.

"Jiira, apa kau melupakan peraturan di Gold Moonlight?" tanya Rodeus malas. Bukannya meminta maaf pria iyu malah terkekeh pelan, "Mana mungkin aku minta maaf sama pendiri Clan," somgongnya membuat langkah Misha yang baru turun dari mobil terhenti.

Misha melangkah dari area parkir dan melangkah menghampiri enam calon divisi khusus miliknya yang tengah ada di dekat sana. "J-jiira..." bisik lima temannya takut. Bukannya peka, pria itu malah kembali berkata sombong.

"Alah, kalian mah penakut! Masa sama cewe aja takut, dasar! Harusnya tuh kita kalahin aja dia, trus pimpin Gold Moonlight bersama!"

Tap!

"Waaah, calon ketua divisi khusus mengajak anggotanya ke jalan sesat.." Misha merangkul bahu Jiira dari belakang, smirk menyeramkan khasnya keluar. Membuat ke-enam orang itu bergidik takut.

"M-m-miss!" pekik mereka dan membungkuk hormat pada Misha. Gadis yang sudah menginjak kepala dua itu bersidekap, menatap enam pria muda di depannya. "Kau... Ah, sudahlah. Ayo ikut ke ruangan ki," tegas Misha melenggang pergi di ikuti mereka semua.

***

10 tahun kemudian...

Brak!

"Mrs! Gawat!"

Misha yang tengah melamun tersentak kaget, ia menatap sang pelaku tajam dan mengelus dadanya. "Kau ini Milani.. Kaget aku," gumam Misha.

"Maaf sebelumnya Mrs, tapi..." Milani, salah satu divisi khusus nya terlihat ragu memberi laporan pada Misha, itu terlihat jelas dengan mata nya yang bergerak ke sana kemari.

"Milani! Aku tidak bisa menunggumu berhenti ragu! Katakan sekarang!" tegas Misha. Milani tersentak dan akhirnya mengeluarkan suara setelah lama terdiam, "Anu... Jiira, melakukan pemberontakan.." cicit Milani.