Part 44

798 107 11
                                    

EYOO SESUAI JANJI FIFI, UPDATE 2 HARI SEKALI.

****

Misha ternyum lucu, ibu tujuh anak itu mendekati anak-anaknya dan mengelus puncak kepala mereka. "Hayo, udah jam setengah tiga dini hari masih bangun ... Mau kena hukum?" tanya Misha membuat semua anaknya berpandangan.

"M-mama, kami bisa jelasin!" ucap Luxe panik.

"Deluxe, kau kira Mama turun karena terbangun semata? Dari tadi malam sampai sekarang Mama mendengarkan percakapan kalian," kekeh Misha, bulu kuduk mereka berdiri tanpa bisa di hentikan.

Terkadang ibu tujuh anak itu menyeramkan! Bagaimana dia tahu kalau mereka belum tidur, bahkan di kamar yang kedap suara?!

"Pertanyaannya nanti saja yah, sana pergi tidur. Soal eksperimen ini biar Mama selesaikan, oke?" tawar Misha di angguki cepat oleh sang anak.

"Good Night, Ma." sapa mereka sebelum berlari menuju lantai dua, tempat dimana kamar mereka berada.

Mata abu-abu Misha menatap putra dan putrinya yang berlari menjauhinya, wanita itu menggeleng kesal. "Haih, umur mereka masih belasan, tapi kenapa berani begadang sampai jam segini. Besok sepertinya aku harus mematikan wifi pada malam hari," ucap Misha menggeleng.

'Anak-anakmu dalam masa labil, biarkan saja mereka melakukan semua yang membuat mereka penasaran.' ucap Bi logis, Lezzy menatap salah satu kepribadian ganda Misha kagum.

Sejak lama, Lezzy memang selalu mengagumi sosok hebat Bi. Itu tidak mengherankan lagi bagi Misha dan Devi.

'Seperti yang Bi katakan, biarkan saja mereka. Uruslah masalah Reza, dia sangat meresahkan!' gerutu Devi di setujui Bi.

Sambil merapikan dapurnya yang berantakan Misha berkata, "Aku juga ingin menyelesaikan perkara Reza ini. Tapi keberadaannya seperti setan, ada tapi tidak bisa di lihat dengan mata telanjang."

'Kau menyamakan buronan itu dengan Qendy?' heran Lezzy membuat Bi, Devi dan Misha berdecak lelah.

"Terserah kau saja, Lezzy." Ucap ketiganya malas.

Usai merapikan dapur seperti sedia kala, Misha segera beranjak naik. Sekarang sudah jam tiga dini hari. Sebagai ibu rumah tangga, dia harus bangun lebih pagi dari anak anaknya.

Langkah Misha terhenti di depan pintu kamarnya, wanita itu melirik pintu kamar dari anak-anaknya. "Haaah,"

Ceklek!

Dengan langkah sepelan mungkin Misha mendekati Aretta, anak gadis nya itu terlihat tidur dengan posisi yang sangat aneh. "Aretta ... kenapa anak ini memiliki kebiasaan buruk Ryan sih?" getutu Misha membenarkan posisi tidur sang anak.

Sebelumnya, Aretta tidur dengan kepala di karpet dan tubuh di kasur. Tentu saja posisi itu sangat tidak enak, "Eughh? Mama?" lirih Aretta membuka matanya.

Belum terbuka sepenuhnya tangan kasar Misha sudah menutupi mata sang anak, "Ayo tidur kembali, Mama hanya membetulkan letak tidurmu" gumam Misha lembut.

Cup!

Misha segera beranjak setelah anaknya kembali tertidur, sebelum pergi wanita itu menyempatkan diri untuk mengecup kening sang anak.

Setelah keluar dari Putri bungsunya, Misha berdecak. "Haih, kenapa mereka sama persis seperti Ryan?!"

Posisi tidur mereka tidak ada yang benar, bahkan dia kira Barca dan Ailee tidur dengan tenang ternyata sama! Memangyah, anak itu jatuh tak jauh dari pohonnya.

Saat hendak masuk kamarnya sendiri Misha kembali berdecak, "Oh tuhan, bahkan aku tidak diizinkan beristirahat?" tanya Misha frustssi.

Waktu berjalan cepat saat Misha sibuk mengurus anak-anaknya, padahal tadi baru jam tiga, sekarang sudah jam empat saja!

Asherta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang