Part 04

7.2K 468 27
                                    

Voment dulu please..

▨▨▨▨

Disebuah ruangan serba putih dengan bau obat yang menyengat terbaring seorang wanita diatas brangkar.

Mata wanita itu secara perlahan terbuka membuat dua orang remaja yang menunggu di samping wanita itu mendekat.

"Ma, bagaimana keadaan mu..?"tanya remaja perempuan itu khawatir.

"Aku tak apa Ailee, bagaimana dengan keadaan kalian..?"tanya wanita itu lembut.

"Hanya beberapa luka tembak, lagipula letaknya tidak fatal."ucap Barca dingin namun terselip rasa khawatir pada Mama nya itu.

Ya, wanita yang terbaring disitu adalah Misha.

"Hah, kalian istirahatlah. Bi mengatakan bahwa kalian di sini dari awal kita datang dan menolak dokter Yang hendak mengobatimu."ucap Misha menghela nafas.

"Ah, Mama Bi mulutnya Ember.."kesal Barca tapi menurut saja saat dokter Yang bersiaga mengobatinya.

"Apa katamu..?! Barca sepertinya kau sudah mulai berani dengan Mama yah.."ucap Misha dengan sepontan, suaranya berbeda dan warna matanya berubah.

Dengan santai Misha atau lebih tepatnya Bi bangun Dan melangkah mendekati Barca.

"Adudududuhhhh.."ringis Barca saat di jewer Bi.

"Masih bisa nyebut Mama macam-macam..?"Tanya Bi lembut mamun terkesan mengancam.

"Enggak enggak..! Ampun Mama.." rengek Barca. Ailee, dokter Dan suster hanya terkekeh melihat kelakuan Barca.

"Hm, kali ini Mama ampuni. Tapi jika nanti kembali seperti ini akan Mama kerumah biar tau rasa."ucap Bi dan melepaskan jeweran seraya memejamkan mata.

"Jangan pernah menyebut Bi macam macam lagi yah sayang.."ucap Misha tersenyum, saat hendak melangkah Misha tersungkur.

"Astaga, aku melupakan bahwa kaki ku belum sembuh.."gerutu Misha santai sedangkan kedua anaknya serta dokter dan suster terbelalak kaget.

Dengan segera dokter serta suster membantu Misha berdiri Dan membawanya ke brangkar.

"Ailee kau juga berbaringlah di kasurmu.."ucap Misha pada Ailee yang masih berdiri disamping brangkar Misha.

"Baiklah.."ucap Aile tersenyum tipis.

Setelah dua jam kedua anaknya tertidur Misha melamun, dokter dan suster Yang menjaga tentu sangat khawatir dengan kondisi Misha.

"Mm, Mrs.."panggil Dokter takut takut.

".."Misha hanya melirik sedikit dan kembali melamun.

"Apakah kondisi mental anda terganggu lagi..?"Tanya dokter khawatir.

"..."Misha mengangguk tanpa berucap dan menatap kearah jendela.

"Jadi psikis anda terguncang lagi.." gumam dokter mengetuk dagunya.

"Sepertinya anda harus menjalani terapi yang saya minta dulu Mrs.." ucap Dokter serius.

"Apakah harus melakukan itu..? Aku harus pergi kesana demi kesembuhanku walau itu menyakitkan..?"Tanya Misha pelan.

"Ya, anda harus melakukannya. Kalau tidak mungkin suatu saat psikis anda terserang lebih dalam."ucap dokter serius.

"Takutnya jika semakin parah psikis anda kesadaran anda semakin menurun, jika itu terjadi para alters anda akan terkena dampaknya pula.." jelas dokter.

Asherta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang