Part 22

2.8K 316 59
                                    

Voment..

H. A. R. U. S

▧▧▧▧

Ckiiitttt...

"Pyo.! Lo gak bisa nyetir.?"bentak Misha.

"M-maaf Mrs"ringis Pyocha.

"Hah"

Misha hanya bisa mendesah lelah karena semua yang terjadi sejak tadi, dimana Qendy dan Lucifer ngikut Misha dan sekarang apa lagi.

"Itu ngapa dah.?"tanya Misha heran saat menatap sebelah kanan dari jendela mobilnya.

"Itu polisi bukan sih.?"tanya Misha membuat Pyocha menoleh.

"Emang polisi Mrs"ucap Pyocha.

"Lah.!"pekik Misha dan keluar dari mobil.

Misha berlari menuju sekumpulan polisi yang sedang menghajar seorang remaja pria.

"Hei.!"seru Misha membuat semua pasang mata menatapnya.

"Ini ada apa.?"tanya Misha saat sampai ditempat kejadian.

"Anda siapa.? Apakah anda salah satu pendemo.?!"bentak pria berseragam coklat didepan wajah Misha.

Sreekk..

Pyocha dan Harmon sontak maju didepan Misha dan mendorong pria berbaju coklat itu.

"Jauhi Mrs kami, dan jangan bicara tak sopan.!"desis Pyocha dan Harmon.

"Ada apa ini.?"tanya Misha sekali lagi setelah menyingkirkan dua human roboticnya.

"Anda tidak lihat.?! Para mahasiswa ini menghancurkan fasilitas negara.!"bentak pria itu menunjuk nunjuk area yang terbakar hebat.

"Kenapa kalian bukannya memanggil pemadam justru memukuli anak itu.?"tanya Misha heran.

"Pelakunya harus diberi pelajaran.!"
bentak pria itu semakin keras.

"Panggil pemadam dulu, padamkan apinya baru bertindak terhadap pelakunya"ucap Misha memberitahu.

Plakk..

"Jangan sok ngatur anda.!"bentak pria itu setelah menampar Misha.

Ceklek..

Ceklek..

Sontak Pyocha dan Harmon menodongkan pistol tepat dikepala polisi tersebut.

"Berani sekali anda menyakiti tuan kami"desis mereka dan siap menembakkan amunisi.

"Pyocha, Harmon.! Stop.!"bentak Misha.

"Tapi Mrs.!"

"Lebih baik kalian panggil pemadam"
ucap Misha dingin.

"Siapa nama anda.?"tanya Misha.

"Ngapain nanya nama saya.?! Bosan hidup anda.?!"bentak polisi itu.

Asherta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang