Part 05

6.4K 427 19
                                    

Vomentnya dulu:v

▧▧▧▧

Setelah Aretta tahu akan keberadaan ruang rahasia sang Mama membuatnya sekarang tinggal di Mansion Grandpa & Grandma nya.

Hal itu membuat Ryan dan saudara Aretta keheranan, tapi mereka membiarkannya saja karena Aretta merengek pada Ryan.

Mereka terkejut Aretta sampai merengek seperti itu hanya karena ingin tinggal di kamar Misha.

Namun mereka tak berani menanyakannya karena takut Aretta tersinggung.

Back to topic..

"Morning Grandpa, Grandma.."sapa Aretta dengan ekspresi cerahnya.

"Pagi juga sayang.."ucap keduanya tersenyum.

"Bagaimana tidurmu tadi malam sayang..?"tanya Grandma sambil mengoleskan selai kacang untuk suaminya.

Uhuk..

Uhuk...

Uhuk..

Aretta tersedak ketika Grandma nya bertanya masalah itu, pasalnya dia tidak tidur tadi malam.

Karena keasikan membuat sesuatu membuatnya lupa waktu, kalau Pyocha tidak mengingatkannya mungkin sampai sekarang dirinya masih ada di ruang rahasia Mamanya.

"Aduh, kau kecepetan makannya sayang.."ucap Grandpa menyerahkan susu cokelat kesukaan Aretta.

"Iya maaf Grandpa, Aretta udah selese. Daah Aretta sekolah dulu.." ucap Aretta seraya mengecup kedua pipi mereka san pergi.

"Hufft, untung gak ketahuan.."ucap Aretta menghela nafas dan pergi menuju sekolahnya.

K'M High School..

Saat baru keluar mobil Aretta dikejutkan oleh ketiga sahabat sekaligus sepupu nya yang berada diatas pohon Mangga.

"Kalian ngapain di sono..?"tanya Aretta dengan kening terangkat.

"Ngerujak.."ucap Qassa santai dan menikmati rujak buatan Rabe.

"Anjay..! Gak ngajak ngajak..!"pekik Aretta dan naik ke pohon rindang itu dengan cepat.

Mereka sangat asik dengan rujak nya membuat mereka lupa sekitar, orang yang berlalu menatap mereka aneh.

Sedangkan Darwan penjaga gerbang yang sudah bekerja dari jaman Misha dulu tersenyum simpul.

"Melihat mereka aku kok jadi keinget ibu mereka.."gumam Darwan dan kembali ke pos jaganya.

"Hei kalian..! Cepat turun dan masuk kelas..! Kalian tidak mendengar bel masuk kah..?!"bentak burawan, eh itu cuma nama yang dibuat Aretta.

Sebenarnya nama beliau adalah Bu Rawana ya sekalian saja bukan dipanggil Burawan..?

"Baiklah burawan.."ucap mereka malas dan meloncat kebawah.

"Syyuuut, burawan yang gahar jangan marah. Nanti ke seringan marah mukanya jadi tua lho.."ucap Aretta cepat saat mulut Burawan hendak menyemprotkan lahar panas.

Asherta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang