Part 46

837 107 17
                                    

hiii...

Happy Reading!

****

Situasi di kediaman Mandhach terlihat ramai, banyak mobil terparkir di halaman mansion tersebut.

Sesuai rencana, sore ini mereka mengadakan kumpul keluarga. Tapi ada beberapa wajah baru, di antaranya. Asher, Lintang, Putra.

Tiga pria itu ikut berkumpul dengan keluarga besar dari kekasih mereka. Ah, tidak. Yang berstatus pacar hanyalah Asher dan Lintang. Kekasih Aretta dan Qassa itu terlihat mengejek usaha tak membuahkan hasil dari Putra.

Sungguh kasihan karena Putra menyukai balok es seperti Rabe. Bukan karena apa-apa, pria itu sudah terkenal sebagai playboy cap kapak. Tentu saja fakta tadi di ketahui oleh Rabe, sang gadis yang sangat di cintai oleh Putra untuk pertama kalinya.

"Gimana perkembangan hubungan lu?" ejek Asher membuat Putra berdecak, pria itu melirik Rabe yang sedang membahar jagung bersama sepupunya yang lain.

Jika para remaja perempuan membakar jagung, sosis, dan sebagainya. Para remaja lelaki hanya menikmati permainan kartu dan bergosip ria, terbalik memang.

"Jangan banyak nanya, gue belom kalah ya!" ketus Putra membanting sebuah kartu ke tumpukan kartu di meja.

Yang menjadi jawaban atas kalimat ketus Putra hanyalah kekehan puas, sepupu para gadis itupun terlihat tak acuh dengan pembicaraan mereka.

Ini bukan urusan mereka bukan? Cukup jangan sampai menyakiti sepupu perempuan mereka saja sudah sangat baik, kalau berani menyakiti. Jangan salahkan mereka kalau kau babak belur saat itu juga.

"Gue menang!" tegas Ardhan membanting kartu terakhirnya.

"Apa titah sang pemenang?" tanya mereka menyembah Ardhan, inilah uniknya permainan kartu mereka.

Siapapun yang menang akan di perlakukan seperti Raja dan emua perintahnya akan di jalankan. Smirk langka pria itu keluar begitu saja saat matanya melirik Delan, pria yang lebih tua dua tahun darinya.

Ssszzt!

Tubuh Delan bergidik, pria berusia dua puluh tahun itu segera berdiri saat merasakan firasat buruk. "G-gue mau bantuin ciwi-ciwi masak." Tegas Delan hendak beranjak.

"Eit, tidak semudah itu ferguso! Ceritakan semua hal memalukan yang pernah kau lakukan!" titah Ardhan membuat para sepupu lainnya bersemangat.

Tiga pria yang baru ikut kumpul itu hanya diam menyimak, sebenarnya apa hal memalukan dari Delan sehingga wajahnya memerah malu.

"M-maaf, tapi gue ada kerjaan mendadak!" tolak Delan berusaha lari. Delan, putra sulung Anes dan Liam itu terlihat sangat tertekan.

Namun, itu tidak akan bisa terjadi. Kedua tangan Delan sudah di pegangi oleh Luxe dan Barca. Sedangkan dua kakinya di pegangi oleh si kembar Alva dan Viano, "GAAAAH! IZINKAN AKU PERGI DARI SINIII!" pekik Delan frustasi.

Tak bisa lari dari kurungan para sepupunya, terpaksalah pria itu mulai bercerita tentang semua sejarah memalukan miliknya. "Hahahahahahaha! Lu ngompol pas jadi MABA?! What the ffffff?! Buahahaha!"

Pipi Delan memerah malu, semua sepupu dan tiga pria baru itu menertawakannya keras. "D-diamlah! Itu terjadi karena aku kaget melihat tingkah para senior!" omel Delan tak di dengar oleh mereka.

"Kaget kek, apa kek, yang penting lu kan ngompol! Padahal udah umur 19 tahun anj! Buahahahaha!"

Andra, putra sulung Lue dan Kenzo itu terlihat sangat puas membuat sepupunya sengsara. Kesal dengan tingkah sepupu dari bagian ayahnya, Delan segera menggeplak Andra.

Asherta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang