9.KRITIS

12.1K 845 40
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM!

BACANYA JANGAN DI SKIP-SKIP YA! SOALNYA DI SETIAP CHAPTER NANTI ADA CLUE NYA!

BTW KALIAN PEMBACA BARU ATAU LAMA NIH?

SUKA GAK SAMA VERSI YANG BARU?

JANGAN LUPA SEBELUM BACA, BERIKAN SAYA SATU BINTANG YANG DI POJOK KIRI BAWAH YA! GRATIS KOK! DAN JANGAN LUPA KOMENTAR!!

MAKLUMI JIKA BANYAK TYPO YANG BERTEBARAN YA, SALING MENGINGATKAN ITU BAGUS.

SILAKAN MEMBACA-!!

Happy Reading.
.
.
.

"Gimana keadannya?" tanya Kayla.

Nisa tersenyum, "Udah mendingan kok." jawab Nisa.

"Vanya gimana?" tanya Nisa.

"Vanya udah dipindahkan, lagi istirahat." balas Stella.

Nisa tersenyum, "Makasih, dan sorry udah ngerepotin." ucap Nisa.

"Sans aja, lagian kita yang harusnya minta maaf. Gak seharusnya lo jadi korban." ucap Kenzo.

Nisa tersenyum, "Gapapa, ini kecelakaan."

"Kayla!" panggil Nathalia yang baru masuk.

"Ya?"

"Itu anu, ada yang mau ketemu Vanya. Boleh gak?" izin Nathalia.

"Siapa?" tanya Kevano.

Nathalia menggeleng, "Gak tau. Ayo!" ajak Nathalia.

"Nisa, bentar ya." Nisa mengangguk.

Kayla, Nathalia, Kevano, Farrel, Kenzo, Alvano dan Arga keluar untuk menuju ruangan Avanya.

"Maaf, anda siapa?" tanya Kevano pada seseorang laki-laki seumurannya, namun. Mereka tidak dapat melihat wajahnya karena tertutup masker.

Laki-laki itu menoleh, "Ingin bertemu siapa?" tanya Kevano.

"Vanya." jawabnya singkat.

Mereka menatap bingung laki-laki itu, "Lo siapanya?" tanya Farrel.

"Teman."

"Teman? Siapa dia, kenapa gue kaya gak asing sama mukanya." batin Kevano.

Setelah memikirkan banyak hal, akhirnya mereka memberi izin laki-laki itu untuk masuk. Namun, mereka hanya memberi waktu 20 menit.

Laki-laki itu masuk kedalam, tak lupa menutup kembali pintunya.

"Kalian kenal dia?" tanya Kenzo pada Kayla dan Nathalia.

Kedua gadis itu menggeleng, "Gak kenal."

...

Laki-laki itu masuk kedalam, Avanya saat ini masih memejamkan matanya. Belum ada tanda-tanda bahwa ia akan sadar.

Laki-laki itu mendekati brankar Avanya, senyuman misterius ia tampilkan di balik maskernya. Ia membuka tudung yang menutupi kepalanya, dan maskernya sehingga seluruh wajahnya terlihat.

Laki-laki itu mendekati tangan kiri Avanya yang terpasang infus, dengan satu gerakan infus tercabut dari tangannya.

Entah terkejut atau sakit, Avanya membuka matanya. Pandangannya langsung tertuju pada si laki-laki itu.

ALVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang