15.MARKAS

8.6K 530 13
                                    

Happy Reading!
.
.
.

"Sebelumnya gue akan perkenalkan diri gue sendiri."

"Gue-" ucapan Vanya terpotong karna suara seseorang.

"Hai sorry telat," lalu mereka semua mengalihkan pandangannya kearah seorang yang baru sampai.

"Nisa?"

Ya orang itu Nisa, Annisa Rahma Alfatih siswi kelas XII IPS 2, Nisa juga dimintai bantuan oleh Vanya makanya ia datang.

"Loh Nisa?" tanya Lia kaget.

Nisa hanya tersenyum kikuk lalu menujuk Vanya.

Vanya yang paham pun mengangguk "Ntar gue jelasin."

Vanya menoleh kedepan lagi untuk melanjutkan ucapannya yang terpotong tadi.

"Gue lanjut, gue disini adalah Leader atau ketua dari Vandalas." ucap Vanya dan membuat Kayla, Stella, Lia, dan Nisa mendelik.

Vanya yang melihat perubahan wajah sahabatnya hanya terkekeh "Santai tu mata mau copot." ucapnya.

"Yang bener lo! Gak usah ngadi ngadi deh!" ujar Kayla tak yakin.

"Muka gue keliatan boong?" tanya Vanya.

"Enggak sih." jawab Kayla polos.

"Bego!" umpat Stella.

"Sebelah kanan gue adalah Stella, dan sebelahnya lagi Nisa." ucap Vanya menjeda.

"Sebelah kiri gue Lia, dan sebelahnya lagi Kayla, mereka disini akan menjadi inti dari Vandalas."

"Dan mereka bisa gantiin posisi gue kalau gue lagi gak ada, kalian paham?" tanya Vanya dan dibalas anggukan oleh seluruh anggota Vandalas.

"Kalo gitu silahkan lanjutkan pekerjaan kalian, dan kalian berempat ikut gue." ucap Vanya.

Vanya membawa keempatnya kesebuah ruangan yang dapat dipastikan itu adalah ruangan Vanya.

"Duduk." titahnya.

"Gila! Gue gak mimpi kan?" tanya Stella tak percaya.

"Beneran ini lo Nya?" tanya Lia memastikan.

Vanya mengangguk dan terkekeh "Gue udah pikirin ini dari dulu dan gue yakin kalian bisa." jawabnya.

"Tapi Vanya! Lo tau kan kita gak jago bela diri, ya walaupun bisa tapi gak jago lah," ujar Kayla dan diangguki mereka.

"Maka dari itu, gue udah siapin pelatih buat kalian." ucapnya lalu bertepuk tangan sebanyak tiga kali dan muncullah seorang gadis cantik.

"Panggil dia Rose, dia yang akan mengajari kalian bela diri," ucapnya seraya memperkenalkan wanita disebelahnya.

"Rose." ujar Rose.

"Gue Kayla."

"Nisa."

"Lia."

"Stella."

Lalu Rose mengangguk paham dan menatap Vanya kemudian mengangguk lagi.

"Ayo ikut saya," ucap Rose.

"Gak papa nih?" tanya Stella sedikit ragu.

Vanya mengangguk "Gak papa, gue pastiin kalian gak lecet sedikitpun."

"Kalaupun sampai ada, akan berurusan sama gue." jawabnya meyakinkan.

Keempatnya mengangguk dan berjalan mengikuti Rose ke sebuah ruangan khusus.

"Kalo cari gue, ada di ruang sebelah." ujarnya lalu ia memasuki ruangan disebelahnya dan menutup pintu.

ALVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang