46.INFORMASI

6.3K 420 4
                                    

Happy Reading.

.
.
.

Lia telah dipindahkan ke ruang rawat VVIP sesuai pesanan Arga tadi. Saat ini mereka tengah berkumpul disana, mengobrol sembari menunggu Lia sadar.

"Gue masih gak paham sama apa yang Rival bilang tadi." ucap Teguh.

"Bilang apa emang?" tanya Kenzo.

"Thanks, thanks udah buat gue lepas dari dia." ucapnya.

"Cepat bawa Lia pergi, sebelum dia dateng. Sekali lagi thanks dan sorry." ucap Rival sebelum benar-benar pergi.

"Lah kok?" beo Stella.

"Makanya itu, aneh kan?" tanya Teguh.

"Dia disuruh," celetuk Vano.

"Lusa, kita kekantor polisi." ucap Vanya.

"Eughh!" suara lenguhan Lia berhasil membuat atensi mereka teralih.

"Lia...," panggil Kayla.

Mata Lia perlahan membuka, menyesuaikan cahaya yang masuk. Saat sudah terbuka sempurna, ia sedikit merasa takut saat melihat yang lain.

"Jangan takut, gue disini." ucap Kayla.

Lia menggelengkan kepalanya keras, menjambak rambutnya sendiri, bayangan saat dirinya disiksa kembali berputar dalam kepalanya.

"Gak! Jangan hiks!" tangis Lia pecah secara tiba-tiba, membuat mereka khawatir setengah mati.

"Lia kotor, hiks!" racau nya.

Kayla mendekap tubuh Lia yang bergetar hebat, "Lia tenang, gak ada yang kotor. Udah ya? Jangan nangis." ucap Kayla menenangkan Lia.

"Lia mau ketemu Bunda gak?" tanya Kayla.

Lia mengangguk cepat, "Bu-bunda! Hiks,"

"Apus dulu air matanya, gak boleh nangis ya?" Lia dengan cepat menghapus air matanya yang mengalir.

Ceklek

"Bunda!" seru Lia saat bundanya masuk.

Astrid memeluk anaknya dengan erat, mengecup puncak kepala anaknya berulangkali.

"Lia gakpapa kan? Ada yang sakit? Sini sama Bunda." ucap Astrid.

"Anak Ayah kenapa hm?" tanya Havid.

"M-mereka jahat hiks! Ja-jahat! Hiks hiks." adunya.

"Ada Bunda disini, jadi gak ada yang jahatin Lia lagi." ucap Astrid.

Havid menatap kearah Vano dkk, seakan bertanya, "Siapa pelakunya?"

"Pelakunya sudah ditangkap, dan kami rencananya akan kekantor polisi lusa. Om." ucap Kevan.

Havid mengangguk, "Terimakasih telah membawa putri saya kemari." ujarnya.

"Sama sama om, tapi yang bawa Lia dari hutan sampe kesini yang itu om." jawab Farrel dan menunjuk kearah Arga.

Havid beralih menatap Arga, "Terimakasih." ucapnya.

Arga mengangguk singkat, "Bisa saya bicara berdua?" tanya Arga.

"Tentu, mari." Havid berjalan keluar diikuti oleh Arga.

"Tante, kami pamit keluar." ucap Nisa.

"Ah iya, itu saya sudah pesankan kalian makanan, nanti diambil dikantin. Bilang aja pesanan ibu Lita ya?" balas Astrid.

ALVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang