30.PENYIDIKAN

6.3K 439 16
                                    

Happy Reading.

.
.
.

"VANYA BERHENTI!"

"AWAS!"

Brukk!

"VANO!"

"Heh, bangun!" Vanya bersimpuh sembari memangku kepala Vano di pahanya dan menepuk nepuk pipi Vano agar ia sadar.

Sebuah balok kayu melayang tepat di kepala Vano, ah sebenarnya sasarannya adalah Vanya namun ia dilindungi oleh Vano jadilah Vano yang terkena.

Vano mengerjapkan matanya berulangkali agar ia sadar, darah mengalir dari dahinya bahkan mengenai matanya.

Sebelum ia pingsan ia sempat berucap sesuatu entah dapat didengar yang lain atau tidak karena suaranya nyaris tak terdengar.

"Qila..."

Deg.

~~~

"Gimana dok?" tanya Teguh saat Dokter Fahri keluar dari ruangan.

"Tidak ada luka serius pada pasien, hanya saja pasien butuh istirahat total." jawab Dokter Fahri.

Setelah Vano pingsan mereka langsung membawanya ke rumah sakit.

"Terimakasih, pasien sudah bisa dijenguk?" jawab Arga.

Dokter Fahri mengangguk, "Kalau begitu saya permisi, jika butuh sesuatu panggil saja."

Mereka mengangguk, dan setelah Dokter Fahri pergi mereka membuka pintu ruang rawat Vano.

Terdapat seorang lelaki yang terbaring diatas brankar, ia masih belum membuka matanya.

"Bangun njir! Bukan Vano namanya kalo ditimpuk gitu aja langsung pingsan!" celetuk Teguh saat sudah berada di samping brankar Vano.

"Orang mah pada do'ain biar cepet sadar, lah ini malah ngomel." cibir Kayla.

Yang lain hanya geleng-geleng kepala, "Kita keluar dulu, jagain bentar ya." ujar Teguh pada Vanya.

Vanya menangguk pelan, "Kalo udah bangun bilangin ya Gws gitu dari kita." ucap Stella.

Vanya mengangguk lagi, "Iya."

Setelah mereka keluar, Vanya duduk di kursi yang tersedia memandang intensif wajah Vano. Jika dilihat lihat Vano sangatlah, tampan.

Vanya menggeleng, mencoba menepis jauh jauh pikirannya itu. Terbesit rasa bersalah pada Vano, seharusnya dirinya yang ada disini bukanlah Vano.

"Gws and sorry." ucap Vanya.

~~~

"ARGHH SIAL!!" teriak seorang laki-laki.

"Selalu aja meleset! Lo sebenernya bisa gak sih?" bentaknya pada seorang gadis didepannya.

Gadis didepannya menunduk, "Sorry." ucapnya.

"ARGH! PERGI!" usir orang itu.

"Tap-"

"Gue bilang pergi!"

ALVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang