26.TERUNGKAP SATU

8K 493 35
                                        

Happy Reading.

.
.
.

"Hahh?"

"Ya, gue sama Vanya saudara kembar." ujar Kevan.

"Jadi adik lo Vanya?" tanya Teguh.

Kevan mengangguk pelan lalu menatap Vanya yang belum sadar sedari tadi.

"Setelah kejadian itu Vanya depresi dan sempet kabur," Kevan mulai bercerita.

"Dan Vanya juga sempet ngalami kecelakaan, dan menyebabkan amnesia."

"Vanya lupa sama gue, keluarga gue, dan setelah beberapa bulan Vanya mulai inget ya walaupun gak semua."

"Tapi setidaknya Vanya inget siapa keluarganya, dan Vanya juga inget kalau dia, dia pergi ninggalin Vanya sendiri."

"Untuk selamanya." Kevan mengakhiri ceritanya saat terdengar suara erangan Vanya.

"Eughh,"

"Mau sesuatu hm?" tanya Kevan.

"M-minum," ujar Vanya lemah.

Kevan mengambil air minum yang sudah disediakan lalu membantu Vanya.

"Udah?" Vanya mengangguk pelan.

"Makan ya?" tawar Kevan.

Vanya menggeleng, "Heh! Lo belum makan dari tadi siang." ucap Kevan.

"Gue gak laper." tolak Vanya.

"Mulut lo emang gak laper, tapi perut lo yang laper." bukan Kevan yang bersuara melainkan Kayla, dan mengambil alih mangkuk yang ada di tangan Kevan.

"Makan ya? Dikit aja," bujuk Stella.

Vanya menggeleng tanda tak mau.

"Qila, makan ya?" giliran Diandra yang berucap.

Dan akhirnya Vanya mengangguk, lalu Diandra dengan telaten menyuapi Vanya.

"Kita keluar, kalau butuh apa panggil aja." ujar Vano.

"Iya," jawab Lia mewakili.

~~~

Pagi ini Vanya dkk beserta Vano dkk sepakat akan sarapan di taman belakang, ya semalam mereka menginap di rumah Vano. Yang tentu atas perintah Raina Ibunda Vano.

Mereka menggelar alas yaitu karpet, menyiapkan segala keperluan, mereka saling membagi tugas, yang lelaki membersihkan tempat yang akan digunakan untuk sarapan, sedangkan yang wanita memasak.

Setelah dua puluh menit, akhirnya masakan siap untuk disajikan, Vanya beserta yang lain membawa satu persatu makanan untuk dibawa ke taman belakang.

"Icha mau bantu dong!" ujar Icha, gadis kecil ini juga ikut.

"Eh jangan! Ini panas nanti jatuh lho," jawab Kayla melarang.

Icha menekuk wajahnya kesal, lalu berjalan menuju Vano yang sedang berbincang bincang dengan yang lain.

"Heh cil, napa tu muka kusut amat?" tanya Farrel.

"Bang alel diem deh! Icha lagi kesel tau!" ujar Icha dan duduk dipangkuan Vano.

ALVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang