32.TAK SENGAJA

6.6K 463 18
                                    

Happy Reading.

.
.
.

"NO!" teriak Icha menggema di setiap penjuru mansion.

"Apa cil?" tanya Vano.

"BALIKIN GAK UANG ICHA!!" sentak Icha.

"Enggak," jawab Vano sembari terkekeh.

Icha berdiri dari duduknya dan menatap Vano tajam, hidungnya kembang kempis, nafas memburu, Vano menelan salivanya kasar, ngamuk nih tuyul!

"Eh damai damai!!" ujar Vano.

"HUA BUNDAA!" teriak Icha.

"Kenapa sih kok teriak teriak?" tanya Raina saat sudah sampai di kamar Vano.

"Ano nakal! Uang Icha diambil!" adunya.

Raina menatap tajam Vano, sedangkan yang ditatap sudah gelagapan sendiri.

"Kamu ini!"

"A-aduh Bunda! Ampun Bun! Ampun!!" rintih Vano memohon agar telinganya terlepas dari tangan maut sang Ibunda!

Raina melintir telinga Vano hingga memerah, "ANJING SAKIT BUNDA!" teriak Vano reflek.

"HEH! KAMU BILANG BUNDA INI ANJING?"

"Gak Bun engga!"

Raina melepas tangannya dari telinga anaknya, sedangkan Vano langsung mengusap usap telinganya yang terasa panas, untung aja gak copot dari tempatnya!

"Apa? Mau Bunda jewer lagi, hah?!" tanya Raina.

Vano menggeleng, sumpah demi apapun itu dirinya lebih baik di tonjok berulang kali dari pada harus dijewer oleh Bundanya!

Sungguh ia tak ingin membuat Bundanya marah lagi kalo gini ceritanya mahh! Jangan sampe tangan ganas Bundanya menyentuh dirinya! Laknat memang!

"Icha ambil uangnya nak, kita turun makan!" perintah Raina.

Icha mengangguk dan berjalan mendekati Vano lalu mengambil uang miliknya, saat akan kembali ia masih sempat sempatnya menjulurkan lidahnya kearah Vano.

"Wlee!" ejek Icha.

"Apa lo?" tantang Vano.

"Abang!" tegur Raina sembari mengangkat tangannya siap menjewer!

"Damai Bun damai!"

"Damai damai gundulmu!"

"Ayo, Nda!"

Setelah Raina dan Icha keluar dari kamarnya ia merebahkan tubuhnya di kasur lebar miliknya.

"Arghh! Kenapa gue selalu keinget lo sih?" monolog Vano.

"Kenapa setelah lo hadir dihidup gue, gue jadi ngerasa lebih hidup lagi?"

"Kenapa harus lo?"

"Kenapa?"

"Sekarang gue tau kalo, gue suka sama lo,"

ALVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang