35.TERUBGKAP?

7.7K 479 20
                                    

Happy Reading.
.

.
.

Sudah dua hari Vanya memejamkan matanya, membuat mereka disana merasa khawatir. Keluarganya pun sudah diberitahu akan hal ini bahkan berita Vanya koma pun sudah tersebar di SMA Palapa, mereka menjaga Vanya agar tak terjadi hal yang tidak semestinya.

"Anak Mommy kapan bangunnya, hm?"

"Gak mau peluk Mommy?" tanya Sinta sembari mengelus pipi Vanya.

"Sayang, makan dulu ya?" bujuk Rian.

Sinta menggeleng, "Anya juga belum makan." jawabnya.

"Tante, tante makan dulu ya? Nanti kalo gak makan sakit, trus kalo sakit yang jagain Vanya siapa? Mau ya?" bujuk Lia.

"Tapi Vanya--"

Lia menggenggam tangan Sinta. "Tante, tante percaya sama Lia, Vanya pasti bangun, Vanya itu anak yang kuat, Lia yakin Vanya segera bangun."

"Sekarang tante makan dulu ya? Lia temenin." bujuknya lagi.

Sinta tersenyum tipis lalu mengangguk, Lia tersenyum merekah, lalu mengajak Sinta ke kantin rumah sakit ditemani Stella.

"Om juga makan dulu," ujar Teguh.

"Iya,"

Rian berjalan kearah brankar Vanya dan mengecup singkat pipi dingin Vanya, "Cepet bangun princessnya Daddy." bisiknya tepat di telinga Vanya.

Setelah Rian keluar guna menyusul istrinya, Vano serta yang lain menatap Vanya dengan perasaan sedih, kapan gadis itu akan bangun?

"Kita harus lakuin sesuatu." celetuk Farrel.

"Maksud lo?" tanya Kayla.

"Ya, kita harus gantiin Vanya buat cari tau lagi kelanjutan teka teki nya."

"Kita gak bisa kalo diem kayak gini terus kan? Biar nanti kalo Vanya bangun, dia gak terlalu mikirin masalah ini," lanjut Farrel.

Mereka mengangguk pelan, "Bener juga apa kata lo, btw kemarin sampai mana sih?" tanya Kenzo.

"Keluarga tanpa ikatan darah, dan kita juga udah nemu huruf 'A dan D' " jawab Kevan.

"Masih gak ada tanda tanda ya?" tanya Teguh.

"Sebenarnya ada, bahkan kalian udah bertemu langsung dengannya." celetuk Vita.

"Bertemu langsung?" tanya mereka.

Vita mengangguk pelan, "Coba kalian liat deh di saku jaketnya Diandra." ujar Vita.

"Mana jaketnya?" tanya Vano.

Kenzo menjentikkan jarinya, "Ada dikamarnya, bentar." lalu ia beranjak dan pergi ke ruangan Diandra, lalu dimana Diandra? Dia sedang menemani Lia, Stella, dan Sinta makan siang.

Beberapa menit kemudian Kenzo kembali dengan membawa jaket hitam milik Diandra.

"Nih." ucapnya.

"Buka dan cek." ujar Vita.

Kevan mengecek seluruh saku jaket itu, dan ia menemukan sebuah stiker bergambar mawar merah.

"Stiker?" beo mereka.

Vita tersenyum kecil, "Pojok kanan atas." ucapnya.

Kevan mengecek pada bagian pojok kanan atas sesuai apa kata Vita.

ALVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang