31. makan malam

59 5 1
                                    

Boleh di follow dulu, dan jangan lupa di vote biar semangat, insya allah aku update cepet, kalau kalian suka cerita ini boleh di share ya teman teman.

sayang itu ada pacarnya di bawah." ucap mamah dari balik pintu, reina tak menjawab saat membuka pintu ternyata reina sedang membaca novel sambil mendengar kan musik.

Mamah melepaskan headset dari sana. "pantes di panggilin dari tadi ga nyaut."

" eh mamah, maaf mah reina ga tau." reina cenge ngesan. " itu di bawah ada pacar kamu." ucap mamah to the point.

Reina langsung turun kebawah dan benar saja di bawah sana ada malvin. " hhmm nga_ngapian lo kesini." tanya reina.

" main emang ga boleh, udah sono ganti baju." titah malvin. " ih enak aja lo suruh suruh gue, emang gue siapa lo." cerocos reina.

" ya ga papa si kalau lo ga mau juga, kalo gitu gue balik." malvin bergegas pergi namun di tahan oleh reina." eh eh jangan baper gitu dong, ga asik banget si lo gue ganti baju dulu." ucap reina kesal sambil menghentak hentakan kaki, malvin yang melihatnya pun hanya tersenyum.

Tak lama reina pun keluar malvin pun berpamitan. " tante kita duluan ya."

" iya hati hati ya calon mantu." reina melotot." ih  mamah jangan gitu."

Malvin pun mengendarai mobilnya menuju restoran yang biasa ia datangin, di dalam mobil pun sunyi hanya terdengar aluna musik saja, sampai seketika reina membuka suara.

" lo ngapain si ngajak gue jalan jam segini." tanya reina.

" emang kenapa bukannya orang pacaran itu jam segini ya." tanya kembali malvin.

" ya iya si tapi kan ga dadakan gini, lo kan bisa bilang dari pulang sekolah atau chet gue gitu biar gue siap." malvin tak menanggapinya ia fokuse menyetir.

" tadi pulang sekolah ga ngomong apa apa sama gue."

" jadi maunya lo kalao jalan kapan." tanya malvin lembut dan reina pun hanya tesipu malu.

" ya misalkan pulang sekolah gitu, atau hari munggu intinya ga dadakan gini"

Malvin tersenyum jahil. " jadi kesimpulannya lo pengen lebih lama sama gue." tanya malvin dengan menaik turun alisnya.

" ih apaan si lo ga lah, maksud gue itu."

" maksud lo, pengen hari minggu dan pulang sekolah itu biar lama lama sama gue kan, soalnya kalau malem waktunya sedikit." potong malvin, reina yang mendengarnya hanya bisa geleng geleng, padahal bukan itu maksud dari ucapannya.

" maaf ya gue jarang ada waktu buat lo, gue cuma ada waktu sekarang ini ." ucap malvin tulus reina yang mendengarnya pun terharu namun air matanya  ia sembunyikan. " kalo mau nangis nagis aja kali, ga usah di tutupin gitu." ucap malvin tiba tiba.

" malvin apaa si " reina memukul bahu malvin.

Malvin tesenyum. " udah ga usah sedih gitu, gue ga suka orang yang gue sayang ngeluarin air mata."

Mereka pun sampai di restoran yang sering malvin datangi . " ayo masuk." malvin memegang lengan reina seolah olah ingin menunjukan pada dunia bahwa reina adalah miliknya.

" malvin rame banget." ucap reina sambil meliha sekeliking. " gue udah pesen, di sana." tunjuk malvin pada meja kosong di sebelah jendela.

Wajar saja tempat ini rame sekali, karena di sini bukan tempat biasa disini tempatnya para bos-bos besar makan disini. " tempatnya bagus banget, kayaknya mahal deh." ucap reina jujur.

" segini si belum apa apa, kecuali gue boking satu tempat ini buat lo, ya mungkin satu blakc card gue abis." ucap malvin yang terdengar sombong di telinga reina.

" orang kaya mah bebas ya." gumam reina pelan.

Malvin pun memesan beberapa makanan ban juga minuman. " ini restoran biasa gue datengen bareng keluarga atau teme, ini perdana gue ajak temen cewek gue kesini." ucap malvin tiba tiba.

Reina menatapnya terkejut. " masa si ga percaya gue."

" ga percaya ga papa, gue cuma ngomong jujur aja ko." tak lama pun pesanan datang mereka pun mulai menyantap makanan dan minuman.

Malvin pun memperhatikan reina diam diam. " makan tuh yang bener, liat tuh." tunjuk malvin pada benda kecil di bawah sana.

" apaan si, dimana ga ada ko." malvin membantu reina ia mendekat dan membersihkan kotoran kecil di dekat bibirnya.

Reina terkejut melihat tingkah malvin, ia merasa malu reina pun mengambil alih tissu tersebut. " biar gue aja."

Makan malam pun selesai malvin dan reina pun sedang asik masing masing, malvin bangun dari tempat duduknya." mau kemana." tanya reina.

" mau kedepan mau temenin." tanya malvin, reina pun mengangguk, malvin menghampiri piano di pojok sana. " malvin mau ngapain si." tanya reina bingung.

Malvin tak menjawab ia malah duduk di hadapan piano tersebut. " ih malvin jangan aneh aneh deh mau ngapain si."

" Permisi Selamat Malam Semuanya, Saya Disini Ingin Menyanyikan Satu Buah Lagu Buat Orang Spesial Di Sebelah Saya." malvin menatap reina, reina yang di tatapnya pun hanya tersenyum kikuk.

Malvin mulai memainkan piano tak lupa sambil menatap reina.

" Bukan salah jodoh."

Kulihat senyum manismu
Ada cinta yang kurasa, menyapa hati ini
Tak ingin kumenunggu
Jadikanlah aku, oh cinta, kekasih pilihan di hatimu
Kupercaya dirimu satu cintaku

Tuhan tolong aku katakan padanya
Aku cinta dia, bukan salah jodoh
Dia untuk aku, bukan yang lainnya
Satu yang kurasa, pasti bukan salah jodoh


" bagus banget suaranya, ganteng lagi, tapi sayang udah ada yang punya."

" foto foto viralin."

" ih cocok banget si mereka." ucap salah satu pengunjung.

Bila cinta t'lah bicara
Takkan ragu hati ini mendekat kepadamu
Tak ingin kumenunggu
Jadikanlah aku oh cinta, kekasih pilihan di hatimu
Kupercaya dirimu satu cintaku


Tuhan tolong aku katakan padanya
Aku cinta dia, bukan salah jodoh
Dia untuk aku, bukan yang lainnya
Satu yang kurasa, bukan salah jodoh


Cinta, janganlah cepat berlalu
Di sini temani hari-hariku
Berdua, Jalani kisah bersama…

prook prook prook.

Lagu pun selesai, banyak pasang mata dan juga kamera di mana mana, banyak yang menyukai suara malvin.

Malvin tersenyum lebar dan membungkuk memberi salam, tak lupa juga berjalan kembali ke tempatnya dengan menggandeng tangan reina.

" malvin." panggil reina.

" iya, kenapa."

" makasih ya udah buat hari hari aku manis, maaf kalau aku belum bisa jadi yang terbaik buat kamu." ucap reina sambil meneteskan aira mata.

Malvin pun dengan sigap menghapus air matanya. " aku yang harus minta maaf, selama aku jadi pasangan kamu, aku belum bisa kasih apa apa buat kamu."

Malvin menggenggam lengan reina. " aku sayang kamu rei, terus sama aku ya jangan pernah tinggalin aku apa pun yang terjadi, kecuali takdir yang memisah kan kita." malvin tersenyum dan mencium lengan reina dengan hangat.

Reina pun langsung memeluk malvin dengan erat. " aku janji ga akan tinggalin kamu kecuali takdir yang memisahkan kita."

Boleh di follow dulu, dan jangan lupa di vote biar semangat, insya allah aku update cepet, kalau kalian suka cerita ini boleh di share ya teman teman.

Neeex?

Salam dari seseorang yang sedang bahagia:)

Follow akun ini @tarisap27

MALVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang