-Crazy Rich, Papa-
Jaemin sudah dibolehkan pulang, sekarang Hendery dan Jaemin sudah ada di mansionnya. Haechan yang tau kalau sepupunya sudah pulang meminta pada Lucas agar diizinkan untuk menginap di mansion Hendery.
"Janji dulu sama papa, jangan nakal Jaemin baru sembuh," ucap Lucas.
"Siap papa, tapi anterin aku beli es krim dulu ya."
"Iya ayo."
Lucas dan Haechan pergi ke supermarket terlebih dahulu. Haechan langsung mengambil banyak makanan dan minuman sedangkan Lucas hanya geleng-geleng kepala.
"Tadi kamu bilangnya mau beli es krim loh, kok malah ngambil yang lain?" ucap Lucas.
"Pengin papa," balas Haechan, Lucas yang melihatnya merasa gemas dan berakhir dengan mencubit pipi gembil Haechan.
"Sakit papa, kenapa sih orang-orang seneng banget cubitin pipi aku!?" ucap Haechan.
"Kamu gemoy banget sih, papa jadi greget pengin nyubit," balas Lucas.
Haechan dan Lucas menuju kasir hendak membayar belanjaannya.
"Totalnya satu juta tiga puluh tujuh ribu," ucap sang kasir setelah selesai menghitung.
Lucas langsung mengeluarkan black card-nya.
---
Haechan sudah tiba di mansion Hendery ternyata disana sudah ada Jeno dan Mark.
"Kalian kok disini?" tanya Haechan.
"Kita mau nginep, mau nemenin Jaemin," balas Mark.
"Wah bagus dong jadi rame," ucap Haechan.
Hendery yang baru selesai mandi langsung menghampiri anaknya.
"Jae tidur ya udah malem, jangan main dulu," ucap Hendery.
"Okay Papa, cium dulu," pinta Jaemin, dia memang seperti itu kalau mau tidur. Hendery langsung menurutinya, dia mencium seluruh wajah Jaemin.
Haechan, Jeno dan Mark tidak tidur bersama Jaemin, karena Jaemin mau tidur sama papanya.
"Kalian bertiga ke lantai 3 sana, terserah mau ngapain, anggap saja rumah sendiri," ucap Hendery.
"Baik om," balas ketiganya.
-Crazy Rich, Papa-
Kun sekarang sedang di perjalanan menuju rumah orang tuanya, dia ingin menjemput Chenle yang sejak 2 hari yang lalu menginap disana.
"Papa," ucap Chenle saat melihat papanya sudah datang, sejujurnya dia tidak betah bersama kakek-neneknya, dia pengin bermain bersama teman-temannya.
"Ayo pulang," ucap Chenle lagi.
"Tunggu dulu, pamit sama kakek nenek," ucap Kun.
"Tapi Lele mau pulang sekarang."
"Kun sejak kapan datang?" tanya sang ibu yang baru saja datang.
"Sekitar lima menit yang lalu, Ma" jawab Kun.
"Pasti mau jemput Chenle ya?" Kun mengangguk.
"Lele tunggu sebentar ya, nenek sama kakek mau bicara sama papa dulu," ucap ibu Kun. Chenle cemberut tapi kemudian mengangguk.
"Tapi beliin Lele pizza sama ice cream dulu," ucap Chenle.
"Iya-iya apasih yang enggak buat cucu nenek," setelah mengucapkan itu, terdengar suara orang berdehem di belakang Kun.
"Papa," sapa Kun, kemudian memeluk papanya itu.
"Kun, sini ikut papa sebentar," ucap papanya.
Kun menuruti, dia langsung mengikuti papanya, "Jangan terlalu sering memanjakan anakmu Kun," ucap papanya saat sudah jauh dari Chenle.
"Tidak apa-apa, dia kan anakku," balas Kun.
"Papa mengatakan ini bukan karena papa pelit Kun, papa hanya takut di masa depan dia menjadi orang yang seenaknya saja, malas bekerja dan jadi bergantung padamu."
"Tapi dia masih kecil, Pa."
"Justru itu, kita sebagai orang tua harus mendidiknya sedari kecil."
"Kun hanya kasihan sama anak Kun, dari lahir dia tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu."
"Papa tau, papa bukan hanya ingin mengatakan ini, ada hal lain yang harus ppa sampaikan." ucap papanya.
"Apa itu?"
"Papa dan mama ingin kau mencari pendamping hidup yang baru Kun," Kun terkejut, sebelumnya dia tidak pernah berpikir akan menikah lagi. Kun masih tidak bisa melupakan mendiang istrinya.
"Kun gak bisa, Pa." balas Kun.
"Papa tidak akan memaksamu, tapi sebelum itu coba pikirkan tentang anakmu. Dia pasti sangat menginginkan kehadiran seorang ibu."
Kun terdiam cukup lama.
"Akan Kun pikirkan."
Kun dan Chenle sudah di perjalanan pulang, sepanjang perjalanan dia melamun, tidak menghiraukan anaknya yang sejak tadi berbicara padanya.
-Crazy Rich, Papa-
Mark dari kemarin menangis, dia tidak mau tinggal bersama mamanya.
"Mark mau disini papa HUAAA, Mark gak mau sama mama," Ten kewalahan, Ten menyesal telah meminta Mark tinggal bersama mantan istrinya.
"Iya sayang, udah ya nangisnya udah gede kan," balas Ten.
"Janji dulu jangan buang Mark," ucap Mark yang membuat Ten melotot.
"Hey siapa yang buang kamu? Papa cuma nanya kamu mau gak tinggal sama mama."
"Papa udah gak sayang ya sama Mark?" tanya Mark.
"Siapa yang bilang?"
"Mark, buktinya papa mau buang Mark ke mama," balas Mark.
"Hush kamu ini, udah papa bilang papa gak buang kamu."
"Iyadeh, kalau gitu ayo kita beli friend buat Sam," ucap Mark yang sudah tersenyum lagi.
Ten bingung, "Maksudnya?"
"Kita beli horangi lagi" jawab Mark.
"Iya papa beliin, tapi jangan sekarang biar suruhan papa yang beliin nanti," ucap Ten.
-Crazy Rich, Papa-
Kalau mau mampir silahkan, easy reading kok. Halal dibaca meskipun bukan bulan ramadhan.
Thank you for reading my story.
LUCAS AKHIRNYA MUNCUL GUYS😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich, Papa [WayV] ✔
Fanfiction"Baik tuan,-tuan, mending tuan beliin kebun teh buat anaknya." "Ide bagus, kalau gitu kamu yang urus, secepatnya. Kalau nggak kamu saya pecat." #1 nct dream #1 yangyang #1 winwin #1 lucas #1 wayv