"Bilang apa lo barusan? Lo suka sama gue?" suara itu bergema di sebuah gang kecil diantara toko-toko kecil di tengah kota.
Terlihat sekelompok laki-laki sibuk menertawakan seorang gadis dengan kotak cokelat di tangannya. Wanda Alfian, siapa yang tak mengenal nama itu dipenjuru kota. Tak ada satupun yang berani padanya, jangankan melawannya, menyukainya seperti gadis dihadapannya saja justru di jadikan bahan tertawaan.
"I-iya kak," gugup gadis itu.
"Kalo lo suka sama gue kasih kado yang mahal dong, masa coklat dari toko kelontong gini lo kasih ke gue," sindir Wanda.
"Terima kali, Bang. Itu duitnya dapet nabung, kan dia sampai nggak jajan di kantin," cibir salah satu teman Wanda kemudian tertawa meledek melihat gadis itu menundukkan kepalanya malu.
Wanda tertawa meledek, kemudian mengusap kepala gadis itu pelan.
"Kalo lo cantik mungkin gue bakal berubah pikiran," bisiknya pelan di telinga gadis itu, tubuh gadis itu terlihat gemetar ketakutan setelah mendengar ucapan Wanda.
"Woy!"
Wanda dan teman-temannya menoleh melihat seorang gadis berambut hitam sebahu berjalan ke arah mereka. Jika dibandingkan dengan mereka, tubuh gadis itu jauh lebih kecil bahkan terlihat seperti anak SMP.
"Gue tungguin juga, katanya lo mau bawain gue cokelat malah mampir disini," gadis itu merangkul akrab gadis di depan Wanda. "Yuk buruan, udah nggak sabar makan cokelat mahal."
Gadis itu langsung menarik gadis di depan Wanda berniat membawanya pergi dari sana, tapi tangan Wanda lebih dulu menahannya.
"Siapa yang ngijinin lo bawa dia?" tanya Wanda, suaranya meninggi.
"Kalo lo? Siapa yang nyuruh lo ngelarang gue?" cibir gadis itu telak kemudian pergi meninggalkan Wanda dan teman-temannya.
"Siapa tuh cewek? Cari mati dia?" kesal Wanda, rahang laki-laki itu mengeras.
Untuk pertama kalinya dalam hidup seorang Wanda Alfian ada yang berani melawannya, apalagi perempuan bisa hancur harga diri Wanda. Teman-teman Wanda memilih tak menjawab, sifat laki-laki itu sangat buruk saat sedang marah. Sementara itu salah satu diantara mereka menatap kepergian gadis itu dengan tatapan yang tak bisa dibaca.
*****
Aku balik lagi bawa cerita baru, selamat membaca semua.
Terima kasih telah membaca.
Jangan lupa vote dan comment
⭐⭐⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us ✔️
Teen Fiction(Follow sebelum membaca) ***** "Woy, jangan nambah SAMPAH dong!" teriak Denetha keras-keras. Denetha tak menyangka bahwa awal masa SMA-nya akan berjalan penuh gangguan dari para seniornya. Berawal dari ia yang tak sengaja mengganggu aksi mereka, s...