EMPAT PULUH (End)

207 34 20
                                    

Selamat membaca....

Sepeda motor Bara berhenti tepat di sebuah lapangan parkir tempat pemakaman umum.

"Kok kesini?" tanya Denetha, awalnya gadis itu hanya setuju saat Bara mengajaknya pergi tanpa tau kemana laki-laki itu akan membawanya.

Bara tak menjawab, laki-laki itu hanya tersenyum tipis kearah Denetha kemudian menggandeng gadis itu memasuki area pemakaman. Sebelum keduanya sampai disini, Denetha hanya berkata ingin bicara tapi Bara kemudian langsung menyuruh gadis itu agar ikut dengannya. Dan inilah yang terjadi, laki-laki itu justru membawanya ke pemakaman.

Langkah keduanya terhenti pada sebuah makam bertuliskan 'Astrid Kania Dewi'. Raut bingung diwajah Denetha seketika menghilang, pertanyaan yang sejak tadi terus hinggap dikepalanya seketika menguap begitu saja.

Bara menatap Denetha, laki-laki itu masih tak melepas genggaman tangannya dari gadis itu. Perlahan Bara mengambil posisi jongkok tepat disamping makam Astrid diikuti oleh Denetha.

"Hai," sapa Bara seolah menyapa Astrid, Denetha terdiam sembari menatap laki-laki itu. "Apa kabar? Maaf baru sempat kesini."

Hening, baik Denetha atau pun Bara tak ada yang kembali membuka suara. Denetha memilih diam, menghormati Bara yang sepertinya sudah lama tak mengunjungi Astrid. Sementara Bara hanya terdiam, laki-laki itu hanya menatap batu nisan dihadapannya tanpa sepatah katapun.

Hampir 10 menit berlalu dan keduanya masih berada diposisi yang sama. Sampai akhirnya Bara bangkit dari posisinya sembari menggenggam tangan Denetha.

"Udah?" Denetha mendongak menatap Bara yang sudah berdiri sembari menatapnya.

Bara tak menjawab laki-laki itu hanya tersenyum kemudian mengangguk pelan sebagai jawaban untuk pertanyaan Denetha. Denetha akhirnya ikut bangun, gadis itu mengekor dibelakang Bara keluar dari area pemakaman itu.

"Maaf malah ngajak lo kesini," ucap Bara setelah keduanya sampai ditempat parkir.

"Nggak masalah kok, gue juga pengen tau tentang Astrid," sahut Denetha sembari kembali memasang helmnya bersiap melanjutkan perjalanan berikutnya dengan Bara.

Bara tersenyum tipis, tangannya terulur membantu merapikan rambut Denetha.

"Gue pernah janji sama Astrid," ucap Bara bercerita. "Kalo gue bakal ngenalin lo ke dia."

"Kenapa?" tanya Denetha bingung, sejujurnya ia ingin mengetahui tentang Astrid lebih banyak hanya saja ia tak berpikir bahwa Bara mungkin akan mengajaknya sampai ke pemakaman gadis itu.

"Buat ngebuktiin aja, kalo gue udah bisa ngelepas dia," sahut Bara kemudian tersenyum manis.

Laki-laki itu kemudian beralih memakai helmnya dan naik keatas motor. Sementara Denetha masih menatap Bara dalam diam, meski laki-laki itu mengatakan sudah melepas Astrid tapi Denetha yakin Bara masih menyayangi gadis itu. Denetha yakin masih ada hal yang tak sepenuhnya Bara tau dan membuat laki-laki itu masih terus mengingat Astrid.

"Nggak naik?" tanya Bara menyadari Denetha masih berdiri menatapnya.

"Kalo lo masih belum ngelepas Astrid, gue nggak masalah kok. Gue yakin bisa paham," ucap Denetha yakin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Between Us ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang