Sudah pukul 2 subuh dan Alvin belum bisa tidur tenang. Ia teringat percakapannya dengan kedua orang tua Shayna selepas makan malam.
Ada banyak hal yang berkecamuk di kepala Alvin. Pekerjaan, acara pernikahannya, cicilan rumah, sekolah Nicho, dan lainnya. Namun yang paling melekat sekarang adalah kehidupan Shayna kedepannya.
Fikirannya terasa bercabang. Jadi ini beban seorang pria yang akan menikah. Banyak sekali yang harus difikirkan. Belum lagi ia meminang perempuan yang jelas-jelas orang tuanya sudah memberikan segala hal terbaik untuk anaknya.
Alvin tidak mungkin menyeret Shayna untuk hidup lebih susah bersamanya. Memangnya ada orang tua yang mau melakukan itu? Ia sendiri jika memiliki anak perempuan dan ada pria yang akan menikahi putrinya, pasti ingin pria itu memberikan kehidupan lebih dari semua yang telah ia berikan sebagai seorang ayah.
Jika diurutkan dalam satu kertas, beban Alvin terlampau banyak sampai-sampai mungkin kertas itu mirip tissue toilet. Maka dari itu ia harus meminta bantuan ayah dan ibu Shayna untuk pernikahan mereka.
Alvin tau Om sama Tante pasti sadar dan paham gimana kondisi Alvin sama keluarga sekarang. Dalam tiga bulan akan ada pernikahan untuk kami.
Ia sudah memperhitungkan semuanya. Ada banyak hal yang Alvin akan kerjakan agar bisa memberikan Shayna pernikahan terbaik.
Karna ini menyangkut Shayna, Alvin yakin tante sama om pasti mau kasih yang terbaik buat Shayna. Apalagi ini pernikahan yang satu kali dalam seumur hidup.
Untuk sekarang Alvin belum bisa memberikan acara pernikahan yang baik dengan kemampuan Alvin sendiri. Tiga bulan, sekeras apapun Alvin coba mungkin tidak akan memenuhi ekspektasi om, tante, atau Shayna mengenai pesta yang diinginkan.
Ayah dan ibu Shayna bertatapan sejenak. Mereka mulai mengerti kemana arah tujuan pembicaraan ini. Ibu Shayna yang duduk di sebelah Alvin menatap mata pria itu.
Shannon Agatha, wanita yang menjadi ibu Shayna familiar dengan tatapan mata Alvin sekarang. Iya, tatapan yang sama dengan ayah Shayna dua puluh lima tahun yang lalu. Ayah Shayna mungkin datang dari keluarga berada tapi nyatanya di awal pernikahan mereka, tidak ada satupun sendok makan yang mereka miliki.
Ketika Shayna lahir, uang di tabungan Billy hanyalah 2 juta hingga pria itu harus meminjam uang untuk berjaga-jaga jika mereka membutuhkan susu atau popok yang lebih. Belum lagi kala itu sedang terjadi krisis moneter yang membuat kehidupan semakin sulit.
Ia menatap pria yang akan menjadi suami dari anaknya nanti. Yang akan menanggungjawabi semua tentang putri kecilnya. Shannon sangat mengerti keadaan keluarga Alvin dan bagaimana kerasnya pria ini bekerja demi ibu dan adik terakhirnya agar bisa sekolah dengan baik.
Bukan Alvin pula yang menuntut pernikahan ini. Tangan Shannon menggenggam kepalan tangan Alvin.
Nak, kalau masalahnya dana, biar kami saja yang menanggung. Pesta di pihak wanita. Tidak masalah. Kami mengerti keadaan kamu. Masih ada Nicho sama mama yang jadi tanggung jawab kamu sebagai anak tertua.
Ibu Shayna akhirnya membuka suara. Dengan sedikit keberanian yang ada, Alvin mendongakkan wajahnya. Melihat senyum Ibu dan Ayah Shayna padanya.
Benar. Kami tidak akan mempermasalahkan hal seperti itu. Kami bisa menanggung semua biaya pernikahan kalian nanti. Tidak perlu difikirkan terlalu berat, Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Shay! [COMPLETED]
RomansaPertemuan pertama mereka adalah lelucon terbesar bagi Shayna. Setelah dipaksa menikah cepat oleh kedua orangtuanya, kini Shayna menjadi guyonan seluruh anggota keluarga besarnya. Tidak hanya Shayna namun pihak pria juga merasakan hal yang sama. Shay...