Surabaya?
Shayna kebingungan saat melihat tiket pesawat tujuan mereka selanjutnya. Entah kemana lagi Alvin akan membawanya.
Pengumuman untuk segera menaiki pesawat terdengar. Tiket mereka tidak mungkin salah. Nama Shayna juga sudah tercetak di sana. Begitu pula Alvin.
Apa belum selesai? Gue kira hari ini bakal langsung pulang. Fikir Shayna.
"Kita mau kemana?" tanya Shayna pada Alvin. "Ke Surabaya," jawab Alvin.
Gue juga punya mata buat baca tujuan tiketnya kemana. Erang Shayna jengkel mendengar jawaban Alvin.
Tampaknya Alvin tidak berniat sedikitpun memberikan petunjuk apa yang akan mereka lakukan di salah satu kota besar Indonesia itu. Shayna juga tidak akan bertanya lagi karena mungkin Alvin akan memberi jawaban yang tidak membantu nanti.
"Nanti pasti lo suka." Seakan tau kebingungan yang meliputi Shayna, Alvin akhirnya membuka suara.
Perjalanan ini terasa sedikit berbeda semenjak Shayna mengungkapkan semuanya. Ia memberikan kesempatan bagi Alvin.
Kebenciannya di hari lalu tampak seperti angin lewat sekarang. Walaupun rasa tidak nyaman tetap menghantui Shayna.
Selama perjalanan hingga mendarat di Surabaya dan sampai di hotel pun, Shayna tak begitu banyak berbicara. Begitu juga Alvin. Mereka hanya diam sibuk dengan fikiran mereka masing-masing.
"Kita pergi subuh nanti. Jadi jangan bergadang," pinta Alvin saat ia selesai membersihkan diri dan bersiap keluar.
"Mau kemana?" tanya Shayna. "Ngecek mobil. Gue udah sewa dan barusan aja dateng di bawah," jawab Alvin.
"Oh." Hanya itu. Dan Alvin pergi dari kamar inap mereka.
Shayna buru-buru mengambil ponselnya. Ia mencari nomor Kezia lalu segera menelfon sahabatnya itu.
Seperti yang ia bayangkan. Kezia akan selalu menyerbunya dengan berbagai pertanyaan. "Gimana? Apa ada yang seru? Sesuatu yang panas? Atau mungkin 21+?" tanya Kezia.
"Bukan! Bukan itu," sanggah Shayna dengan cepat. "Kenapa Na? Apa dia nyakitin lo lagi? Dinda sialan itu dateng lagi?" tanya Kezia penasaran.
"Bukan juga." Shayna menggigit bibirnya.
Jika dia memberitahu Kezia bahwa Shayna baru saja memberikan satu kesempatan lagi untuk Alvin, apa Kezia akan mencacimakinya? Apa Kezia akan mengatakan jika keputusan Shayna salah?
"Shayna! Jangan buat gue nunggu penasaran!" pekik Kezia gemas. Pasalnya Shayna hanya mengatakan bukan dan terdiam.
"Kezia?" Suara asing dari dalam ponsel Shayna terdengar.
Mata Shayna membulat. Ia mengenal suara itu. "Kez? Kezia itu suara Joel, sepupu gue?" tanya Shayna.
"Bukan. Itu suara Gio. Dia mau nikah terus lagi main ke rumah gue sekalian ngabarin pernikahannya." Ah, Shayna ingat. Gio adalah anak dari pernikahan pertama ayah tiri Kezia.
"Ayo lanjutin. Lo mau ngomong apa," titah Kezia seakan mengganti topik pembicaraan mereka.
Hembusan nafas Shayna terdengar. Mata Shayna menatap langit malam dari kaca kamar hotelnya. Langit sudah sangat gelap tapi terlihat terang. Sudah pukul 9 malam dan kota ini sepertinya tidak mau tidur. Seperti halnya Jakarta.
"Gue kasih Alvin kesempatan," ungkap Shayna.
Tidak ada pekikan kaget atau penolakan yang terdengar dari seberang telfon. "Shayna, gue mau cerita sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Shay! [COMPLETED]
RomansaPertemuan pertama mereka adalah lelucon terbesar bagi Shayna. Setelah dipaksa menikah cepat oleh kedua orangtuanya, kini Shayna menjadi guyonan seluruh anggota keluarga besarnya. Tidak hanya Shayna namun pihak pria juga merasakan hal yang sama. Shay...