"Timses Alvin-Shayna ayo kita foto dulu sama calon mempelai kita!"
Si kembar Joel dan Noel berhasil menahan Shayna dan Alvin yang hendak pergi dari tempat photobooth.
Shayna tak bisa lagi menghitung sudah berapa kali ia berfoto hari ini. Sepertinya semua orang setiap melihat dirinya akan langsung menariknya ke photobooth dan berfoto.
Belum lagi para sepupu mereka yang gila foto ini. Rasanya gigi Shayna kering.
Lagi dan lagi, Shayna mencoba untuk tersenyum lebar. "Capek ya?" tanya Alvin pada Shayna.
"Gigi gue kering kak." Shayna menunjukkan deretan giginya pada Alvin. "Mau gue ambilin minum?" tanya Alvin lagi disambut gelengan keras dari Shayna.
"Gue ambil sendiri aja nanti kak. Sekalian mau makan. Laper."
"Eehh!! Calon manten jangan sibuk ngobrol. Foto dulu." Pekikan Joshua membuat Alvin dan Shayna terkesiap.
Ternyata semua sepupu mereka sudah siap berfoto tapi mereka malah sibuk mengobrol di tengah-tengah mereka.
Setelah berhasil kabur dari photobooth jahanam itu, Shayna langsung melipir ke arah ruang makan rumahnya. Tempat seluruh masakan berada.
"Makananku!!" ujar Shayna senang.
Baru saja Shayna akan mengambil piring dan sendoknya, seseorang kembali memanggilnya. Ternyata Dinda yang memanggilnya.
"Shayna! Selamat ya untuk pertunangan kalian. Semoga langgeng dan dilancarkan hingga hari H nanti."
Siapa lagi yang mau menjauhkan gue dari makanan gue?! Erang Shayna kesal. Selalu ada saja yang ingin menggagalkannya untuk mengunyah.
Shayna mencoba tersenyum menanggapi ucapan Dinda. "Makasih Kak Dinda. Kak aku makan siang dulu ya," ujar Shayna tanpa basa-basi karena ia sangat lapar sekarang.
"Iya gapapa duluan aja." Shayna melanjutkan kegiatannya yang terpotong tadi.
Ketika suapan pertama Shayna siap untuk masuk ke dalam mulutnya, kembali lagi satu suara memanggilnya. Shayna menghela nafasnya. Sepertinya makan memang bukan menjadi jodohnya sekarang.
"Na, kata mama ganti sepatu gih kalo ga kuat. Dia udah liat lo jalan miring-miring." Kali ini Shonya yang datang kepadanya.
Shayna melirik sepatunya sejenak. Benar juga. Ia harus mengganti sepatu dulu. "Kak pegangin piring gue ya. Gue mau ke belakang."
Dengan cepat Shayna berjalan menuju garasi belakang. Tempat rak sepatu seisi keluarga berada. Ia mengambil salah satu sendal kulit berwarna abu-abu tanpa heels miliknya.
"Tch, akhirnya dia lebih milih anak kecil yang belum siap berkeluarga. Mendiang Marli tau tidak apa yang Alvin perbuat pada putriku? Beruntung dia sebelum meminta pertanggungjawaban, kandungan Dinda mengalami keguguran."
Langkah Shayna terhenti seketika mendengar ucapan yang berasal dari sudut garasi rumahnya. Dengan cepat, Shayna bersembunyi di salah satu sekat tembok. Mendengar lebih jelas semua cerita tiga orang di sana.
Itu adalah Paman Bimo, ayah Dinda juga dua orang dari keluarga mereka yang Shayna lupa siapa namanya.
"Anak itu memang brengsek. Sudah menghamili perempuan lain, ditinggal tanpa tau fakta. Memangnya Alvin pernah tau tentang perasaan Dinda untuknya? Dia saja tidak tau Dinda sempat mengandung anaknya." Kini salah satu dari mereka menimpali perkataan Bimo.
Alvin pernah tidur sama Dinda?
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Shay! [COMPLETED]
RomancePertemuan pertama mereka adalah lelucon terbesar bagi Shayna. Setelah dipaksa menikah cepat oleh kedua orangtuanya, kini Shayna menjadi guyonan seluruh anggota keluarga besarnya. Tidak hanya Shayna namun pihak pria juga merasakan hal yang sama. Shay...