Part 34

13.2K 1.3K 13
                                    

Ternyata tujuan mereka adalah Labuan Bajo karena sekarang Shayna dan Alvin tengah menunggu keberangkatan pesawat mereka di ruang tunggu. Sejak pergi tadi mereka tidak terlalu banyak berbicara. 

Mungkin tidak akan ada orang yang percaya jika Shayna dan Alvin adalah sepasang suami istri yang akan melakukan bulan madu mereka. Ketimbang pasangan muda yang akan berbulan madu, Shayna dan Alvin lebih terlihat seperti kedua orang yang baru kenal dan sama-sama memenangkan trip perjalanan gratis dari produk tertentu. 

Liburan ini harus menyenangkan! Jangan basi! Alvin udah rela korbanin banyak hal termasuk cutinya. Karna lo bilang mau pergi, jadi harus asik!

Shayna sibuk memberi doktrin pada dirinya sendiri. Tak ada salahnya menjalani libur ini dengan semestinya.

Menurut Shayna mereka bisa sama-sama menikmati liburan berkedok bulan madu sebagai teman. Bukan sebagai sepasang suami istri.

Penerbangan dengan nomor GA-403 tujuan Labuan Bajo akan segera berangkat. Bagi penumpang yang telah memiliki tiket diharap untuk memasuki pesawat melalui gate 8A.Terimakasih.

Suara announcer terdengar di seluruh bagian ruang tunggu. Itu adalah nomor penerbangan yang akan membawa Alvin dan Shayna ke tempat tujuan mereka. 

Alvin mengambil ranselnya. Bersiap untuk mengantri pemeriksaan tiket. Ketika ia hendak berjalan, Shayna menahan tangan Alvin, membuat pria itu menoleh. 

"Ada apa Na?" tanya Alvin bingung. 

Shayna memberikan tangannya, seakan mengajak Alvin berjabat tangan. "Jangan anggep gue sebagai istri lo selama seminggu ini. Anggep gue sebagai temen liburan lo kak. Ayo kita lupain dulu masalah kita. Gue mau liburan ini sebagai refreshing." 

Seulas senyum Alvin terukir. Ia membalas jabatan tangan istrinya. Alvin tidak akan berharap banyak jika sesuatu terjadi namun tidak ada salahnya juga menjalani liburan ini sebagai teman travelling. Seperti kata Shayna. 

"Ya, ayo kita seneng-seneng." balas Alvin. 

~~~ 


Alvin dan Shayna tengah melewati waktu bulan madu mereka bersama. Berbanding terbalik dengan pasangan muda itu, di tempat lain ada kakak beradik yang tengah menyusun suatu rencana. Mereka adalah Reinhard dan Saskia. 

"Yha?! Ini udah hari ketiga mereka pergi bulan madu, masa ga ada update apa-apa?!" gerutu Reinhard yang sibuk menscroll laman instagram milik Alvin dan Shayna. 

Ia menunggu foto-foto kedua sejoli itu bermesraan. Tentu saja untuk mengejek mereka. Tapi nyatanya tidak ada apapun. 

Seakan-akan Alvin dan Shayna hilang ditelan bumi selama bulan madu itu. Atau memang kedua orang itu ingin menjadikan seminggu ini menjadi waktu paling intim mereka yang tak diketahui siapapun. 

"Ngenes banget sih kakak gue," celetuk Saskia sambil menikmati kaleng sodanya. 

"Tch, lo belom tau aja beban hidup gue," balas Reinhard tak mau kalah. 

Saskia menatap jalanan ibu kota dari kaca besar apartemen kakaknya. "Gue punya berita, tentang Dinda," ujar Saskia. 

"Oh ya?" Saskia kembali mengangguk. 

Saskia mengetahui tentang kejadian mengenaskan saat Shayna menemukan Alvin dan Dinda tanpa satu helai benangpun. Reinhard menceritakan semuanya karena ia tau untuk mengurus ini, Reinhard membutuhkan Saskia. 

"Hari Senin, gue ketemu Dinda. Cuma sekedar ngopi bareng pas jam istirahat kantor. Sekalian basa-basi nanya kenapa dia ga dateng sama sekali ke acara Alvin sama Shayna." 

Adik satu-satunya Reinhard itu mulai bercerita. Siang itu ia tak sengaja mendengar percakapan antara Dinda dengan ibunya melalui telfon. Kala itu Dinda mengatakan ia akan pergi ke toilet. 

Lalu seorang pria tak sengaja menumpahkan saus di cardigan Saskia, membuatnya harus membersihkan cardigannya. 

Dinda juga tidak tau jika Saskia masuk ke dalam bilik di sebelahnya. 

Nggak ma, Dinda baru aja datang bulan kemarin. 

Sayang sekali. Padahal dulu kalian melakukannya dan kamu langsung isi. Kalau begitu mama punya rencana lain. Kita jebak lagi dia.


Mama! Jangan aneh-aneh! Dinda udah cukup ngelakuin semuanya. Alvin udah benci Dinda mama. Tolong jangan paksa Dinda lagi. Apa kalian ga sayang sama Dinda? Dia udah bahagia mama. 


Dengar mama, Dinda! Ini demi keluarga kita. Lagi pula kamu mencintai dia kan? Kamu lebih pantas dibandingkan bocah ingusan seperti Shayna! Mama sama papa bisa bantu kamu dapetin Alvin lagi.


Gimana kalo rencana mama sama papa gagal? Dinda yang nanggung itu nanti ma. 


Tidak sayang. Mama sama papa yakin rencana ini pasti berhasil.


Reinhard membulatkan mulutnya tak percaya mendengar semua cerita yang terlontar dari bibir Saskia. Ia tak menyangka jika ada orang tua yang tega melakukan itu pada anak mereka. 

Lebih parahnya lagi, orang yang mereka akan jebak juga masihlah pria yang bersaudara dengannya. Bukankah mereka semua ini bersaudara? Bagaimana bisa orang tua Dinda berfikiran sekotor itu? 

"Apa mereka yakin ini bakal berhasil?" tanya Reinhard pada Saskia. 

Tatapan Saskia yang awalnya berfokus pada pemandangan malam ibu kota kini berpindah pada kakaknya. Ia menemukan Reinhard menyeringai puas. Pria itu sudah siap dengan segala rencana di kepalanya.

Ia akan bertindak sebagai sahabat Alvin. Bukan sepupu dari Alvin maupun Dinda. 

"Lo terus deketin Dinda. Kasih gue kabar apapun kalo itu terkait rencana mereka atau Alvin. Cukup itu aja. Sisanya biar kakak Reinhard paling ganteng yang eksekusi." 

Melihat seringaian dan perkataan kakaknya membuat Saskia sedikit khawatir. Bagaimana jika kakaknya melewati batas? Bisa saja ia akan menyakiti Dinda. 

Meskipun mereka salah, Dinda tetaplah saudara mereka juga. Anggota keluarga mereka. Sepupu terdekat dari Saskia. 

"Kak, tolong jangan terlalu keras sama mereka." Suara Saskia terdengar seperti memohon pada Reinhard. 

Reinhard menatap gelas jus yang tadi ia minum. "Nggak Sas. Gue ga akan sekeras itu tapi mereka pasti jera gara-gara ini semua." 

"Sama satu lagi permintaan gue." Saskia menatap kakaknya dengan alis bertaut.

"Jangan biarin siapapun tau semua ini. Sepupu yang lain, keluarga Shayna, keluarga Alvin, apalagi sampai ke orang tua yang lain. Cukup kita aja," pinta Reinhard pada Saskia.

"Gue sih ga akan bocor ya. Tapi lo tau kan yang tau semua ini ga cuma kita berdua. Ada Shayna, Alvin, Dinda bahkan orang tua Dinda."

"Shayna sama Alvin ga akan bego banget omongin masalah pelik gini ke orang tua mereka. Apalagi Alvin. Mereka juga udah dewasa."

Reinhard tidak bisa mendekati kedua orang tua Dinda. Pastilah Dinda menceritakannya kepada orang tuanya. Mengenai keberadaan Reinhard saat Shayna menemukan mereka satu hari sebelum pernikahan Shayna.

Lagipula pagi itu, setelah Alvin mengamuk di hadapannya, Dinda meminta satu hal pada Reinhard.

Tolong jangan kasih tau Saskia. Gue gamau kehilangan dia. Dia kayak saudara kandung gue.

Memang sedikit jahat karena Reinhard membohongi Dinda. Ia mengatakan tidak akan memberitahu Saskia. Nyatanya, Reinhard bahkan menggunakan Saskia untuk menghancurkan rencana keluarga Dinda.

Mungkin setelah semua ini berakhir, Saskia akan memakinya karena Saskia tidak tau apa yang Reinhard rencanakan.

Coba Dulu Shay! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang