Part 28

13.5K 1.4K 29
                                    

Pintu ballroom hotel terbuka. Mereka terlambat karena penata rias itu baru kembali setelah dimintai tolong Shonya melakukan sesuatu.

Lalu ia harus memperbaiki tatanan Alvin sedikit dan gaun milik Shayna. Ratusan pasang mata tertuju pada Shayna dan Alvin yang baru memasuki ruang pertemuan.

Di hadapan mereka ada karpet merah yang dipenuhi kelopak bunga berwarna putih. Mereka harus berjalan menyusuri jalanan itu hingga di pertengahan nanti ada tempat untuk mereka melakukan tarian pertama mereka.

Tatapan kagum menghujani kedua mempelai seakan mereka adalah pasangan yang sangat cocok.

Kedua mempelai akan melakukan tarian pertama mereka.

Suara pembawa acara terdengar. Begitu sampai pada tempat yang ditentukan, baik Alvin dan Shayna berhenti di sana.

Mereka seharusnya melakukan gladi bersih terakhir kemarin. Tapi karena permasalahan sialan itu, Shayna mengatakan ia sedang kelelahan.

Akhirnya ia hanya akan mengingat-ngingat latihan dari minggu-minggu sebelumnya dan teks rundown dari crew wedding organizer.

Kini mereka sudah bertatap-tatapan. Kedua tangan Alvin melingkar pada pinggang Shayna sedangkan tangan Shayna melingkar di leher Alvin.

Kaki mereka mulai bergerak mengikuti alunan musik. Ini hanya tarian pertama untuk mereka berdua karena sesi selanjutnya akan ada dansa untuk mempelai dan semua tamu yang hadir.

Alvin menatap wajah Shayna dalam diam. Di dalam kepalanya hanya ada satu kalimat yang terus berputar. Shayna cantik. Shayna cantik. Shanya cantik.

Sadar akan tatapan Alvin padanya, Shayna menundukkan kepalanya. Mencoba menyembunyikan rona wajahnya.

"Jangan nunduk. Rasanya gue kayak guru tari yang lagi ngehukum anak murid kalo gitu," bisik Alvin.

Tawa kecil terdengar dari bibir Shayna. Pria ini sudah membuatnya kesal, marah hingga ketingkat maksimal, dan sekarang ia melontarkan lelucon yang membuat Shayna  tertawa.

Kenapa lo ketawa?! Shayna bego! Shayna memarahi dirinya sendiri.

Shayna kesal dengan dirinya sendiri. Rasanya seperti ia memiliki dua diri yang berbeda. Satu masih menolak Alvin karena kejadian kemarin dan satu sudah memaafkannya lalu membuat kemarahan dalam diri Shayna berangsur menghilang.

"Tapi jangan tatap gue juga kalo misalnya lo masih marah. Gue gamau lo benci gue, Na."

Namun yang dilakukan Shayna malah langsung menatap Alvin. Ia melihat kedua mata yang biasanya terlihat tenang itu.

Mata yang sangat pintar menutupi bebannya. "Bisa kita bahas ini nanti? Gue harus sok bahagia dulu," pinta Shayna pada Alvin dengan memberikan penekanan pada kata sok bahagianya.

Alvin mengangguk mengiyakan. "Coba jujur sama gue."

"Tentang apa?" tanya Shayna.

"Apa gue mirip bapak-bapak yang suka sama anak kecil?"

Pertanyaan Alvin membuat Shayna sedikit berfikir. "Apa gue keliatan kayak anak kecil?" tanya Shayna berbalik.

"Nggak."

Tentu saja Shayna tidak terlihat seperti anak kecil. Anak kecil mana yang mampu membuat pria berumur 29 tahun terdiam kaku di tempat dengan detak jantung tak berirama lalu decakan kagum yang memenuhi kepala?

Belum lagi anak kecil itu tampil sangat memukau. Ia terlihat cantik dengan gaun pestanya yang indah melekat di tubuhnya. Apa anak kecil memiliki belahan dada? Alvin rasa tidak ada anak kecil yang seperti itu karena Shayna yang berdiri mendekap Alvin ini memilikinya. Alvin bisa melihat itu dengan jelas karena bentuk potongan gaun Shayna dan ia yang lebih tinggi  dari Shayna.

Coba Dulu Shay! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang