Alvin memperbaiki posisi jas di tubuhnya lalu berkaca sejenak. Ia tampak sangat baik di dalam balutan jasnya.
Tirai ruang gantinya terbuka. Seorang perancang busana bersiap menilai penampilan Alvin. Ia bahkan sampai mengitari tubuh Alvin beberapa kali dan memastikan semua titik jahitan yang menurutnya krusial tampak baik tanpa masalah.
"Ada bagian yang tidak nyaman?" tanya perancang busana itu. Alvin menggelengkan kepalanya.
Shayna yang sedari tadi duduk di sofa menunggu Alvin keluar dari ruang gantinya kini menatap Alvin. Ia melewatkan fitting setelan pertama Alvin tadi karena ada telfon dari ibunya.
Dan kini di hadapannya Alvin berdiri dengan setelan resepsi mereka. "Oh! Wow," gumam Shayna kecil.
Ia terlihat tampan. Shayna berdiri dari sofa yang ia duduki dan berjalan mendekati Alvin. Tangannya merapihkan belakang kerah kemeja Alvin. "Oke, sekarang gue yakin kalo calon gue ganteng." Komentar Shayna memancing tawa perancang busana yang berdiri di dekat mereka.
Bukannya merapihkan bagian yang menurutnya terlihat kurang, Shayna malah melepaskan kaitan jas Alvin, menampilkan waistcoat yang ada di bagian dalam jasnya.
Lalu Shayna mengacak-acak rambut Alvin. Membuat rambut itu seperti baru saja diterpa angin laut. Tindakan Shayna memancing kebingungan semua orang termasuk Alvin.
"Nah! Kalo kayak gini tipe gue banget!" Shayna memutar tubuh Alvin hingga ia menatap kaca besar di belakangnya. "Macem laki-laki bandel. Ya emang bandel sih," tambah Shayna lagi.
Alvin tidak terlihat rapih. Tapi ia nampak lebih menawan. Seakan ada sisi liar di dalam dirinya yang menguar begitu saja. "Gue ga bisa berantakan kayak gini kan kalo pas acara?" tanya Alvin pada Shayna.
"Ya iyalah lo jangan berantakan gini. Tapi gue pengen aja ngeliat lo berantakan gini. Habis gue sukanya gini."
"Lo bisa buat gue jauh berantakan lagi habis acara kita selesai."
Lagi dan lagi Alvin sepertinya kemasukan roh mesum hari itu. Rasanya Alvin bukan pria yang senang berbicara vulgar pada Shayna selama ini. Tapi belakangan ini ia selalu melakukannya. Lebih tepatnya setelah insiden mencium Shayna di kamarnya.
Contohnya lo udah bisa mantik api, Shayna.
Perkataan Alvin tempo hari membuat Shayna menyeringai kecil. Masa bodoh jika mereka jadi kikuk sekarang. Alvin ini yang memulainya dan Shayna dengan senang hati bermain-main dengan api.
"Gue ga sabar nunggu waktu itu kak," balas Shayna lalu berbalik meninggalkan Alvin dan kembali ke sofa duduknya.
Pertama kalinya bagi Alvin, seorang wanita membuat wajahnya panas. Ia seorang pria berumur 29 tahun. Oh tidak, dalam beberapa minggu lagi ia akan menginjak kepala tiganya.
Namun wajahnya memanas dan merona karena digoda seorang perempuan yang berusia 22 tahun. Tanpa banyak bicara, Alvin menarik sekat tirainya. Berusaha menyembunyikan dirinya di dalam ruang ganti.
"Yang bener aja Vin," ucap Alvin menatap dirinya di depan pantulan kaca. Ia menyentuh rambutnya yang sekarang berantakan karena ulah Shayna.
Walaupun nada bicaranya seakan tak percaya dan menyangkal, tapi bibirnya melengkung membentuk senyuman. "Dia suka kalo berantakan gini?" tanya Alvin lagi.
Pria berumur 29 tahun itu kini sibuk merubah berbagai bentuk rambutnya sehingga tampak sangat acak-acakan lalu tersenyum geli sendiri.
"Dasar bocah! Sukanya sama yang berandal." protes Alvin seakan tak terima. Tapi bodohnya gue ikutin juga. Tambah Alvin lagi sambil menatap cermin di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Shay! [COMPLETED]
RomancePertemuan pertama mereka adalah lelucon terbesar bagi Shayna. Setelah dipaksa menikah cepat oleh kedua orangtuanya, kini Shayna menjadi guyonan seluruh anggota keluarga besarnya. Tidak hanya Shayna namun pihak pria juga merasakan hal yang sama. Shay...