Part 39

13.9K 1.3K 18
                                    

Nicho berjingkrak senang saat Shayna mengeluarkan banyak sekali cemilan serta kue yang menjadi oleh-oleh mereka.

Shayna dan Alvin baru saja kembali dari liburan mereka begitu sampai rumah, Nicho langsung menodong oleh-oleh untuknya.

"Buah tangan lain ga ada? Atau lebih tepatnya buah hati? Bisa juga buah cinta?" Joshua bertopang tangan duduk di meja dapur.

"Berisik!" omel Shayna pada Joshua yang selalu berbicara seenak jidat.

Jika saja Joshua tau bahwa tidak ada yang terjadi selama bulan madu ini pasti ia akan menjerit berlebihan. Alvin dan Shayna hanya menikmatinya sebagai waktu liburan.

Bahkan setelah keadaan mereka membaik, malam terakhir setelah mengunjungi Bromo pun tidak terjadi apa-apa. Yang ada malah kedua orang itu sibuk menertawakan video lucu di Youtube seperti anak kecil lalu tertidur karena kelelahan.

"Udah, kamu jangan ngegodain semua orang dong." Ibu Alvin mulai menasihati Joshua yang tampak tak ingin kehilangan momen-momen ia bisa menggoda Shayna.

Joshua mengerucutkan bibirnya. "Mama nih ga pernah mau bantuin Joshua ngegoda kakak!" protes Joshua pada ibunya.

"Lho mama mah udah tau apa yang mereka lakuin selama bulan madu." Ibu Alvin mengedipkan matanya pada Alvin dan Shayna.

Godaan ibu Alvin tidak semenyebalkan Joshua tapi memiliki efek berlebihan pada Alvin dan Shayna. Wajah mereka berdua merah padam bahkan tingkahnya pun jadi kikuk.

Tawa Joshua lepas melihat reaksi Shayna dan Alvin. Ia langsung memeluk ibunya dan mencium pipi wanita paruh baya itu. "Mama kesayangan Joshii." Joshua memberikan pujian pada ibunya yang akhirnya ikut menggoda si pasutri baru.

Untung mama mertua yang ngomong. Kalo ga, sendal rumah gue bisa melayang ini. Ujar Shayna dalam hatinya.

"Oh iya, mama, Shayna kemarin beli kain tenun buat mama. Bisa mama jahit kalau mau jadi dress atau buat songket kain." Shayna menyerahkan kain tenun yang ia beli untuk ibu mertuanya.

Alvin tersenyum melihat wajah senang ibunya. Seperti tak terfikirkan olehnya jika sang menantu akan memberikan kain tenun yang sangat bagus.

Sampai-sampai kedua orang itu kini melenggang begitu saja pergi dari dapur. Sibuk bercerita tentang kain-kain yang ada.

Jam menunjukkan pukul 9 malam. Ia harus tidur karena besok mulai bekerja. Belum lagi kini Alvin tinggal jauh dari kantor jadi harus pergi lebih pagi untuk menghindari kemacetan.

"Kak, besok Kezia sidang akhir. Gue boleh kan ke kampus?" tanya Shayna pada Alvin.

"Boleh. Butuh kendaraan atau di anterin?" tanya Alvin berbalik.

Semenjak mereka menikah, Shayna meninggalkan mobil yang biasa ia gunakan di rumahnya. Tidak ada kendaraan yang ia bawa ke rumah Alvin.

Shayna menggeleng. "Gue bisa naik kendaraan umum kok. Ada KRL atau transjakarta. Angkot juga banyak. Santai aja."

Ia membuka lemari pakaiannya, mengambil sebuah boneka besar yang tak asing bagi Alvin. "Lo bawa itu, Na?" tanya Alvin tak percaya.

"PinPin harus tinggal sama tuannya kan?" tanya Shayna berbalik.

Tuan PinPin tentu saja Alvin yang memberikannya pada Shayna. Ia membawa boneka itu ke atas kasur lalu tidur sambil memeluknya.

Sudahlah dipunggungi, dia sibuk meluk bonekanya. Mending kemaren gausah kasih boneka. Gerutu Alvin dalam diam melihat Shayna yang siap untuk tidur.

Coba Dulu Shay! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang