Kamar mereka terasa hening. Hanya televisi yang bersuara di sana. Alvin dan Shayna tengah menikmati sarapan mereka dalam diam.
Seharusnya banyak yang bisa mereka bicarakan. Pertama kepindahan Shayna. Alvin dan Shayna sudah membicarakan ini dan Shayna mengatakan tidak keberatan untuk pindah ke rumah orang tua Alvin terlebih dahulu.
Walaupun kemarin-kemarin Shayna sempat bertanya apa tidak kejauhan dari tempat bekerja Alvin tapi pria itu menyanggupinya jadi Shayna tak bermasalah. Namun barang-barang Shayna belum ia pindahkan ke rumah keluarga Alvin.
Lalu kedua mengenai mengurus berkas-berkas pernikahan mereka. Jika berkas itu cepat diurus maka cepat pula keluarga Alvin bisa mengklaim peninggalan ayahnya. Tapi jika hubungan Alvin dan Shayna tak membaik, selesai dengan klaim peninggalan ayahnya dan Shayna akan meninggalkan Alvin.
Ia belum siap untuk hal yang satu itu. Hal ketiga adalah tentang bulan madu. Kemarin ayah Shayna memberikan tawaran bulan madu namun Alvin menolaknya karena ia sudah menyiapkan sendiri.
Alvin sudah menyiapkan sampai penginapan dan semuanya. Kini semua tampaknya akan hangus karena Shayna pasti menolaknya. Padahal Alvin sudah mengambil jatah cutinya untuk bulan madu ini.
Setidaknya Alvin harus membicarakan ini dengan Shayna. Mana tau hati Shayna sedikit tergerak dan mereka berakhir pergi liburan? Lalu Alvin tidak akan membuang uangnya dengan sia-sia.
Keempat berkaitan dengan mendiang ayahnya. Alvin ingin membawa Shayna mengunjungi ayahnya hari ini tapi ia tak tau apa Shayna mau atau tidak.
Ayo Vin! Ngomong! Lo bukan pengecut kan? Alvin berusaha memberanikan diri sendiri.
Shayna tampak menikmati sarapannya sembari menonton tv yang menyala. "Hari ini gue mau ke tempat papa. Lo mau ikut?" ajak Alvin. Shanya menoleh pada Alvin.
"Papa? Papa bukannya di hotel ini juga?" tanya Shayna berbalik.
"Bukan. Bokap gue," jawab Alvin.
"Oh, boleh. Gue belum pernah ngunjungin papa juga."
Benar, selama sebelum pernikahan mereka Shayna belum pernah mengunjungi makam ayah Alvin. Bahkan sebelum-sebelumnya pun tidak pernah.
Jadi hari ini akan menjadi kali pertama ia mengunjungi rumah baru pamannya yang kini menjabat sebagai ayah mertuanya juga. "Terus gue mau nanya juga. Barang-barang lo gimana? Apa kita ambil hari ini?" tanya Alvin.
"Boleh. Gue udah misahin barang yang mau gue ambil di rumah. Tinggal ambil aja," jawab Shayna lagi.
Suasana kembali hening. Alvin berfikir keras sekarang. Dua topik yang tersisa. Terkait bulan madu dan berkas mereka. Akte pernikahan Alvin dan Shayna sudah jadi. Tinggal membuat kartu keluarga dan memperbaharui berkas-berkas pribadi mereka saja.
Dahi Alvin sedikit berkerut tanda ia berfikir menimang mana yang terbaik untuk diucapkan dahulu. Melihat Alvin yang tampak ragu membuat Shayna penasaran.
"Ada lagi?" tanya Shayna.
"Bulan madu," gumam Alvin dengan suara pelan. "Bulan madu?" tanya Shayna mengulang gumaman Alvin.
"Bukan bulan madu juga. Anggep aja ini jalan-jalan. Gue udah nyiapin semua dari jauh-jauh hari. Gue juga udah ambil cuti. Cuma seminggu sih."
Bulan madu? Dia nyiapin sendiri dari jauh-jauh hari? Shayna sedikit menimang-nimang apa yang ditawarkan Alvin.
Alvin sudah bekerja keras belakangan ini. Bisa jadi itu untuk mempersiapkan liburan ini juga. Apalagi ia sampai memakai jatah liburnya. Rasanya Shayna tak tega untuk membuat semua itu menjadi sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Shay! [COMPLETED]
RomancePertemuan pertama mereka adalah lelucon terbesar bagi Shayna. Setelah dipaksa menikah cepat oleh kedua orangtuanya, kini Shayna menjadi guyonan seluruh anggota keluarga besarnya. Tidak hanya Shayna namun pihak pria juga merasakan hal yang sama. Shay...