Ponsel Alvin bergetar. Sebuah pesan masuk dari Shayna.
Gue sidang akhir hari Kamis. Ditunggu hadiahnya.
From : Shayna.
Alvin tersenyum mendengar itu. Tentu saja Alvin sudah menyiapkan sesuatu untuk Shayna. Bukankah selalu menjadi tradisi memberikan sesuatu saat sidang-sidang seperti itu?
Tapi seketika matanya terpejam. Ia teringat sesuatu. Kamis itu, ia sudah berjanji pada Reinhard dan sepupu laki-laki mereka yang lain untuk minum di bar biasa mereka berkumpul.
Traktir terakhirnya sebelum ia melepas masa lajang. "Sial! Pesan Shayna telat nyampenya dibanding acara itu."
Hari Kamis Alvin akan bekerja seperti biasa lalu sepulang kerja ia akan menghabiskan waktu dengan Reinhard dan yang lain. Apa ia akan mengunjungi Shayna di hari Jumat? Alvin memang sengaja mengambil cuti di hari Jumat.
Jemarinya sibuk membalas pesan dari Shayna.
Hari Jumat gue kasih hadiahnya. Jumat gue cuti jadi kita bisa ketemuan. Sabar aja, okay?
From: Alvin.
Shayna menerima pesan dari Alvin. Baiklah, karena Alvin juga belakangan selalu mengambil lembur jadi Shayna memakluminya. Toh pria itu sudah sangat membantunya belakangan ini.
Selain membuatkan slides presentasinya, Alvin bahkan menemani Shayna berlatih presentasi lewat virtual meeting. Seakan ia yang menjadi dosen nanti.
Hari berganti dan Kamis pun datang. Ia sengaja cuti hari ini dari magangnya dengan alasan sidanh akhir. Hampir enam bulan Shayna tidak menginjakkan kaki di kampusnya dan kini wanita itu baru keluar dari ruang sidang dengan senyum lebarnya.
Banyak teman perkuliahan bahkan sampai keluarga Shayna ada di sana. Menunggu keluarnya gadis itu. "Aku lulus! Aku lulus!" pekik Shayna begitu keluar dari ruang sidang.
Shonya sang kakak adalah orang pertama yang memeluknya. "Selamat ya Na! Satu pencapaian lagi. Kakak bangga banget." Shonya mencium pipi Shayna.
Ia memberikan satu buket bunga berwarna biru putih untuk adiknya. Lalu si kecil Kezia yang tak kalah bersemangat dengan Shayna.
"Shayna! Gue seneng banget. Satu persatu semua kelar di tangan lo. Semangat buat mimpi-mimpi besar lo lainnya." Bahkan anak itu kini sudah melompat dan memeluk Shayna, bergelantungan layaknya anak monyet pada induknya.
"Makasih Kejiak my love! Gue tunggu lo selanjutnya ya!" Shayna memeluk erat sahabatnya yang selalu ada untuknya itu.
Semua orang yang datang di sana untuk menyelamati Shayna. Beberapa dari mereka memberikan bingkisan bahkan sampai tangan Shayna kepenuhan memegang semua itu.
"Hari ini Shayna yang traktir pakai gaji magang Shayna!" pekik Shayna senang saat mereka berjalan masuk ke parkiran.
Ayah dan ibu Shayna tertawa geli melihat tingkah putri mereka yang dua hari lagi akan menikah. Siang itu Shayna merayakannya dengan mentraktir keluarganya dan juga Kezia di sebuah restauran all you can eat kesukaan Shayna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Shay! [COMPLETED]
RomancePertemuan pertama mereka adalah lelucon terbesar bagi Shayna. Setelah dipaksa menikah cepat oleh kedua orangtuanya, kini Shayna menjadi guyonan seluruh anggota keluarga besarnya. Tidak hanya Shayna namun pihak pria juga merasakan hal yang sama. Shay...