Shayna membuka matanya perlahan. Jam 11 malam. Ia tak bisa tidur nyenyak. Mungkin karena ini tempat baru baginya.
Kamar Alvin sudah cukup nyaman menurut Shayna. Meski kasur itu hanya queen size. Tidak sebesar kasur di kamar Shayna tapi tetap bisa menghilangkan pegal di tubuhnya.
Ingatan saat tadi menemani Nicho bermain kembali berputar. Untung Alvin membantunya. Jadi Shayna tidak bodoh-bodoh sekali bermain. Bahkan berhasil mengalahkan score Nicho.
Memang benar berhasil mengalahkan score Nicho dan karakternya tidak mati terbunuh. Yang hampir mati itu Shayna karena tingkah Alvin.
"Gue haus," gumam Shayna. Ia memutuskan untuk bangkit dan pergi ke dapur. Segelas air dingin mungkin bisa membuat tidurnya nyeyak.
"Dia belum tidur?" tanya Shayna saat sadar tidak ada Alvin di kamar itu. Sisi kasurnya juga kosong. Hanya Shayna seorang.
Perlahan Shayna membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju dapur.
Tapi langkah Shayna terhenti ketika mendengar suara Alvin dan Joshua dari arah dapur. Ia melirik dari daun pintu, berusaha mengintip apa yang dilakukan kakak beradik tersebut.
Jos, kalau gue minta tolong buat satu atau dua bulan ini tanggung biaya mama sama Nicho, lo sanggup ga?
Bisa kak. Lo lagi ada masalah kak?
Nggak. Cuma gue udah kosong banget setelah nikah. Kemarin buat uang adat gue sampai narik investasi jangka panjang gue buat pensiun.
Demi apa sih?!
Ya gimana? Gue juga harus ngasih yang terbaik buat Shayna. Biaya pesta juga pasti mahal banget. Yang dikeluarin keluarga Shayna jauh di atas yang gue kasih. Terus gue nyiapin barang keperluan dia sama honeymoon besok. Jadi gue mau minta tolong. Sampai peninggalan papa bisa diklaim, setelah itu mama bisa pakai peninggalan itu buat dia sama Nicho.
Sesaat Shayna tertegun mendengar perkataan Alvin. Pria itu sampai memakai investasi untuk pensiunnya hanya demi Shayna.
Gapapa kak. Gue juga anak mama papa, kakaknya Nicho. Gue punya tanggungjawab yang sama kayak lo buat mereka. Lagian lo juga harus nafkahin Shayna juga.
Alvin menyesap kopi di cangkirnya. Rasanya terjepit sekali karena pengeluarannya yang seperti air terjun. Belum lagi Shayna sekarang menjadi tanggungannya.
Makasih banyak ya Jos.
Itu fungsi gue kan? Waktu lo udah ga kuat, ada gue yang ngebackup.
Rasa haus Shayna menguap begitu saja. Perlahan ia kembali masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara sama sekali.
Satu lagi kenyataan yang ia dapati. Alvin menyiapkan semuanya untuk Shayna bahkan sampai mengorbankan masa depannya.
Shayna kembali berbaring di kasur Alvin. Ia menyelimuti dirinya hingga sebatas hidung lalu tenggelam dalam fikirannya.
Apa karna pesta dipihak perempuan makanya dia berani kasih uang adat banyak sampai segitunya? Apalagi gue yang 'dibayar' belum dapet gelar. Belom punya karir. Biasanya uang adat kan mahal kalo karir bagus, bergelar tinggi, status sosial bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Shay! [COMPLETED]
RomansaPertemuan pertama mereka adalah lelucon terbesar bagi Shayna. Setelah dipaksa menikah cepat oleh kedua orangtuanya, kini Shayna menjadi guyonan seluruh anggota keluarga besarnya. Tidak hanya Shayna namun pihak pria juga merasakan hal yang sama. Shay...