Hari Sabtu rumah Shayna terasa ramai. Tidak seramai saat pertunangan mereka kemarin. Hanya perkumpulan keluarga mereka saja.
Semua orang sudah berkumpul di ruang tamu. "Shonya duduk di sini." Ayahnya meminta Shonya untuk duduk di salah satu sofa tengah.
"Eh ngakak gue ga pernah kepikiran buat gini," celetuk Shayna pada dirinya sendiri.
Alvin yang duduk di sebelah Shayna menoleh. "Buat apa?" tanya Alvin bingung. "Buat acara ginian. Lawak," decak Shayna tak percaya.
Prosesi acara itu dimulai. Sebenarnya ini adalah acara yang sederhana. Pada intinya hanya di mulai dengan doa lalu Shayna dan Alvin akan mengutarakan tujuan mereka pada Shonya yaitu untuk menikah mendahului Shonya yang merupakan kakak perempuan dari Shayna.
"Aku di sini sama Kak Alvin ingin memberikan kenang-kenangan dari kami untuk kakak. Kenang-kenangan ini tidak seberapa tapi Shayna berharap kakak mau menerimanya."
Senyum lebar di wajah Shonya terpancar. Seakan tau ia akan mendapat hadiah yang menyenangkan.
Tingkahnya memancing tawa dari semua yang ada di sana. Satu buah parsel berisi alat rias wajah dengan berbagai brand kesukaan Shonya. Juga satu buah kotak beludru berwarna merah maroon yang Shonya yakini berisikan perhiasan.
"Shayna sama Kak Alvin ga mau nikah lima kali aja?" tanya Shonya dengan nada bercanda pada mereka.
Shayna menatap kakaknya itu gemas. Bisa-bisanya Shonya bercanda di saat seperti ini.
"Jangan bercanda!" bisik Shayna pada kakaknya. Senyum manis terukir dari bibir Shonya. Ia selalu senang jika bisa mengganggu adiknya.
Tibalah waktu Shayna harus memakaikan kenang-kenangan itu pada kakaknya. "Sas, lo ga mau ngelangkahin gue juga? Nanti gue minta Playstation 5," ucap Reinhard yang duduk satu deret di belakang bangku Shayna pada adiknya.
Mendengar celetukan Reinhard yang cukup keras membuat Shayna dan Alvin menoleh seketika. "Kenapa? Kan gue cuma nanya sama adek gue," tanya Reinhard tanpa dosa ketika kedua orang itu melotot menatapnya.
"Adik! Aku sayang banget sama kamu!" pekik Shonya ketika parsel berisi set make up itu berpindah pada tangannya. Juga kalung dan gelang yang terpasang di leher serta tangannya.
Shonya meletakkan parsel di tangannya dan memeluk adiknya erat. Walaupun ia dilangkahi, Shonya tidak perduli. Yang terpenting adalah adiknya akan bahagia.
"Na, semoga lo bahagia ya nanti," bisik Shonya sembari memeluk adiknya. Adik kecilnya yang biasanya cuek dan tidak perduli itu akan memulai kehidupan barunya dengan seseorang.
Shayna meringis mendengar ucapan tulus kakaknya. Semoga ya kak. Gumam Shayna dalam hatinya.
Bahkan kakaknya sampai menangis ketika memeluknya. "Jangan nangis kak! Gue bukannya mau pergi ke tempat jauh." Shayna berceletuk sambil mengusap air mata kakaknya.
"Ya kan tetep aja nanti jadi jarang ketemu," balas Shonya masih sibuk menangis. Tingkah kakak beradik itu memancing tawa semua orang.
Sangat terlihat jika Shonya dan Shayna adalah kakak dan adik yang memiliki hubungan baik. Rasanya ketulusan hubungan mereka terpancar begitu saja tanpa ada yang menghalangi.
"Awas ya kalo Kak Alvin buat Shayna nangis." Tiba-tiba Shonya mengeluarkan ultimatumnya pada Alvin. Seakan ia memiliki perasaan jika suatu saat pria itu akan membuat adik kecilnya menangis.
"I-iya. Gue janji," jawab Alvin gelagapan karena serangan dadakan untuknya.
Acara itu selesai. Sebenarnya acara hari ini hanya ibadah singkat, lalu acara untuk Shonya dan sisanya mereka berkumpul keluarga seperti biasa. Tentu saja dengan kehadiran sepupu mereka yang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Shay! [COMPLETED]
RomancePertemuan pertama mereka adalah lelucon terbesar bagi Shayna. Setelah dipaksa menikah cepat oleh kedua orangtuanya, kini Shayna menjadi guyonan seluruh anggota keluarga besarnya. Tidak hanya Shayna namun pihak pria juga merasakan hal yang sama. Shay...