[54]

1.2K 139 21
                                    

Vote juseyo yeorobun-deul
Happy reading :)

***

"Lo udah gak apa-apa kan Ra?" Tanya Minji.

"Eung.." Ahra mengangguk sambil tersenyum kecil.

***

"Dimana wali penanggung jawab pasien nya?" Tanya Sang Dokter.

"Kakaknya sedang menuju kemari, sementara saya adalah penanggung jawabnya karena saya wali kelas Ahra." Jawab Pak Han.

"Baiklah, kalau begitu.."

"Jadi bagaimana keadaan Ahra, Dok?" Ucap Pak Han yang sudah berada di lorong luar kamar bersama Dokter.

"Jadi keadaan Ahra,.." belum selesai bicara pandangan sang Dokter teralihkan pada segerombolan cowok yang panik berjalan ke arah mereka.

Hal itu membuat Pak Han juga menoleh ke belakangnya.

"Ahraa!" Samar-samar terdengar ucapan mereka.

Pak Han pun langsung menyadari kalau itu Abang-abangnya Ahra.

"Pak Han?" Ucap Jin begitu melihat Pak Han. Mereka pun langsung mendekat.

"Kalian masuk aja dulu, abang disini dulu bicara sama dokter.." ucap Jin.

"Ahh~ jadi ini kakaknya, dan tadi itu temen-temennya? Cowok semua? Hmm.. ternyata Ahra cukup populer di kalangan cowok.." ucap Sang Dokter.

"Ehmm, Dok, tapi.. itu semua kakaknya Ahra.." ucap Pak Han.

Mulut Sang Dokter langsung terbuka lebar mendengar ucapan Pak Han.

"Wahhh~" ucap Sang Dokter.

Jin pun tersenyum kaku karena bingung harus bereaksi kayak apa, karena emang bener juga kan semua itu abangnya Ahra. Masa mau bilang engga? Kasihan adek cewek satu-satunya gak di akuin.

"Jadi bagaimana, Dok?" Tanya Jin.

"Oh iya, sampai lupa saya mau bicara soal keadaan Ahra.."

🌸

Di dalam kamar pasien

Semua abangnya Ahra berlari ke arah Ahra yang terduduk di ranjangnya dengan wajah yang khawatir. Dengan segera Minji, Daehwi dan Seonho pun menepi memberi tempat untuk mereka.

"Ahra, lo gak apa-apa kan?"

"Udah ngerasa mendingan belom sayang?"

"Kok bisa kayak gini sih?"

"Kamu makanya hati-hati dong~"

Yahhh begitulah kata-kata mereka begitu sampai di depan Ahra.

"Pelan-pelan abang, satu-satu nanyanya.." ucap Ahra.

"Ahraaaaaaaaaaaaaa~!!!!!!" Rengek Jimin menangis berjalan ke samping Ahra dan meraih tangan Ahra.

Ahra sampe tercengang melihat Jimin yang seperti itu.

"Kenapa lo bisa kayak gini?" Tanya Jimin sambil memeluk Ahra.

"Pasti sakit kan?" Ucapnya setelah melepas kan pelukanya, lalu melihat kaki Ahra yang di gip dan dahinya yang luka di balut perban.

Ahra manggut-manggut. Yang membuat Jimin menangis semakin keras.

Semua menatap bingung ke arah Jimin.

Abang Sayang- BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang