1. Udang saus padang

12.4K 812 51
                                    

"Bunda, Ona mau makan Udang saus Padang," kata gadis yang sedang rebahan di karpet depan tv, dengan kucing Oren diperutnya.

Gadis yang kerap dipanggil Ona itu hobi sekali makan, bisa dilihat dari pipinya yang seperti bakpao dan paha yang segede gaban. Tapi anehnya badan gadis ini tetap terlihat bagus, tidak terlalu besar. Besarnya hanya di pipi dan di paha.

"Nanti sore beli di depan komplek ya," kata bunda---panggilan Ona pada ibunya---yang sedang melipat baju di sofa.

Gadis itu menggembungkan pipinya sambil tetap fokus menonton kartun Malaysia yang kembar dan berkepala botak itu walau dengan wajah memelas. "Aku mager Bun."

"Beli sendiri pokoknya, kamu itu rebahan Mulu, kalo ga dikamar pasti didepan tv," omel bunda membuat gadis yang bernama panjang Riona Narshanda itu menghela napas. Bukannya tidak mau, tapi gadis itu terlalu malu untuk keluar rumah. Malas juga si, kan lumayan jalan kedepan komplek butuh waktu 10 menit. Belum lagi ngantrinya.

"Iya deh iya." Kata itu akhirnya terlontar dari mulut kecil gadis itu walau terdengar tak niat.

***

Setelah memandikan kucing Oren nya, Tomang. Ona mengeringkan bulu kucing itu dengan hairdryer. Walaupun bisa dibilang Ona itu pemalas tapi kalau masalah kucing dia bisa kesurupan dewa rajin. Dirawat sepenuh hati seperti Malika. Eh?

Tomang juga tidak melawan saat dimandikan, malah dia diam saja, sungguh berbeda bukan kucing ini, disaat kucing lain takut air, si tomang malah kadang-kadang menyeburkan dirinya sendiri kedalam kolam ikan didepan rumah. Hawanya mungkin panas, jadi dia mau berenang. Huhu.

Setelah Tomang sudah bersih dan wangi, kini giliran Ona yang bersiap-siap, ia mau beli udang goreng saus Padang didepan komplek, ada warung seafood disana. Kalo bukan kepengen banget kayaknya Ona bakal mutusin buat rebahan sambil makan Indomie campur telur dan cabe rawit.

Ona sudah rapi dengan celana legging hitam juga Hoodie cream oversize, dengan rambut yang masih basah sehabis keramas ia tidak mungkin menguncir rambut panjangnya.

"Bunda aku mau kedepan nih." Ona berteriak dari lantai 2 -- dimana kamarnya berada-- dengan kencang. Setelah menutup pintu kamarnya ia turun sambil menggendong Tomang.

Ona menemui bundanya yang ternyata sedang menyiram tanaman di halaman depan, jika kalian ingin tahu rumah Ona ini sudah seperti kebun, banyak tanaman dan bunga yang ditanam sendiri oleh bunda.

"Nitip Tomang ya Bun," kata Ona yang menaruh Tomang didekat kaki bundanya, tadinya ia ingin mengajak kucing Oren itu, tapi mengingat jika ia akan pergi membeli seafood takut kucingnya khilaf dan malah bikin rusuh disana, mana banyak ikan.

"Iya nih duitnya, pulangnya beli martabak telur ya, telurnya 3 aja pake telur ayam jangan telur bebek. Gerobaknya sebelah tukang buah, tau kan?" Bunda menaruh selang air yang dipakai untuk menyiram bunga itu ketanah lalu mengambil uang disaku celananya. Ia mengeluarkan uang warna merah, seratus ribu.

Ona mengambil uang itu lalu hanya mengangguk walau ia tak tahu, bundanya ini sudah hapal sekali sampai bicara panjang lebar, sementara Ona? Nama tetangga saja lupa sepertinya.

***

Aku memakai kupluk Hoodie ku dan juga masker hitam untuk menutupi mukaku, takut tiba-tiba aku melakukan hal bodoh. Mencegah lebih baik dari pada mengobati bukan? Malu juga penyakit.

Setelah menutup pagar rumah, aku berjalan pelan dipinggir jalan sambil menunduk melihat kakiku yang memakai sendal jepit swallow warna hitam. Kadang juga melihat got yang ada disebelah kiri ku. Kukira gotnya akan indah seperti di negara sakura yang bening dan bersih. Ternyata aku cuma Halu, yang ada gotnya hitam dan dipenuhi utek ugel--- jentik nyamuk---yang meliuk-liuk. Kebanyakan nonton Jepang membuat otaknya tegang dan dipenuhi kehaluan yang luar biasa. Anime maksudnya. Hei jaga otak kalian!

OTOT VS LEMAK [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang