5 : KESEHARIAN

358 55 9
                                    

Mungkin naif, bahkan sedikit sombong, tapi dibandingkan menemukan cinta dan ketulusan, menurut beberapa orang,  jauh lebih mudah mengejar karir di luar sana

Brother Notes 

...

"Rean, ini di luar jam kerja."

Rean yang tadinya menatap laptop dengan tekun, kini mengalihkan pandangan pada seseorang yang berbicara padanya. Ranaya. Gadis yang ia percayakan sebagai sekretarisnya itu malah dengan seenak jidat semakin hari semakin mendekatinya.

Tidak hanya masuk ke ruangan dengan modus mengantarkan laporan. Tetapi, gadis itu juga senantiasa mengekorinya ketika berada di kantin perusahaan ataupun saat ke mini market seberang.

"Silahkan bicara, kalau ada yang mau dibicarakan."

"Di hari ulang tahun perusahaan, biasanya selalu ada liburan dengan karyawan, kan? Kira-kira kamu udah tentukan tempatnya?"

Setengah mengembus napas jengah, Rean menatap deretan judul naskah yang masuk, tidak hanya itu, bahkan saking telitinya, latar belakang seperti media sosial penulis tersebut turut dilihat untuk memastikan apakah dapat membantu branding terhadap naskah yang dimiliki.

"Harus?"

"Harus, Rean." Naya melipat kedua tangan ke meja, menunduk maklum. "Dulu, papa sama mama kamu selalu lakukan itu untuk perusahaan. Ah, kalau kamu mau alasan yang lebih realistis, dengan adanya liburan maka kamu dapat membangun kedekatan dengan para karyawan. Kamu bisa sedikit mengenal mereka, mendengar cerita mereka di lingkup masing-masing bidang, bukan hanya sekedar divisi atas saja."

"Hm," gumam Rean sebagai pertanda iya, tetapi entah mengapa lelaki itu masih saja memandangi deretan judul dengan wajah tanpa minat.

"Re ...."

Untuk kesekian kali, bola mata itu mengerling sesaat. Naya telah memanggilnya dengan lembut sekarang. Entah termasuk keberuntungan atau tidak, tetapi yang pasti Rean sama sekali ingin menghindarinya.

"Kamu baik-baik saja?"

"Memangnya saya tidak terlihat baik-baik saja?" tanya Rean balik, melonggar dasi. Bukan jawaban yang diharapkan oleh keduanya, gadis itu menggeleng berhasil membuat dahi lebar itu mengernyit.

Gadis berkemeja biru tua itu menatap sungguh, setengah memegang ujung meja seakan menegaskan. "Kamu seperti kebingungan. Aku kurang tahu apakah ini masalah perusahaan atau bukan, tapi yang pasti kalau kamu ada masalah, silahkan cerita. Nggak semua hal bisa dipendam sendirian."

"Dan sayangnya, nggak semua masalah bisa diselesaikan sama-sama," sambung Rean, tersenyum sinis.

Naya bukanlah orang asing atau hanya sekedar hubungan pemimpin perusahaan dengan sekretaris. Hubungannya lebih dari itu, Nesya sudah seperti keluarga kedua. Sedari sekolah dulu, gadis itu selalu bersamanya. Ya, padahal sudah susah payah ia menjauh mati-matian, seperti masuk ke universitas yang berbeda.

Namun, kenyataan berbeda. Butuh bukti? Jika tidak dekat, mana mungkin surat warisan itu tertulis untuk merekrut gadis ini sebagai sekretarisnya ketika Rean mengambil alih pimpinan? Gadis ini berhasil menarik perhatian Papa dan Mama.

"Lupakan saja ucapan saya," sanggah Rean mengangkat sebelah tangan. "Jadi, apa kamu ada usulan, kita mau adakan acara ulang tahun perusahaan di mana?"

Suara gumaman terdengar, gadis itu mengusap dagu dengan jempol tangan, seraya menulis beberapa rekomendasi tempat pada secarik kertas. "Gimana?"

Rean mencondongkan tubuh, memperhatikan lima rekomendasi tempat tersebut. Danau, tidak, rasanya terlalu biasa dan lagipula beberapa tahun kemarin sudah mengambil tempat tersebut sebagai opsi.

Gunung? Rean menoleh sesaat, memperhatikan gadis dengan kuciran rambut sepinggang yang sedang menyengir pelan. Secepat mungkin Rean memberi tanda silang.

Membayangkannya saja ia sudah kelelelahan.

Pantai? Dengan cepat, Rean mencoretnya. Ia hanya bosan, sehingga tidak menyukai tempat itu.

"Nggak ada yang bagus." Secarik kertas kembali disodorkan ke pihak seberang. "Nanti biar saya pikirkan lagi, tempat yang aman, hemat, tapi menyenangkan."

___


Thanks for reading! I hope you enjoy it! Setelah bingung nentuin hari apdetnya kapan, aku mutusin buat apdet hari minggu, selasa, kamis. Ditungu part selanjutnya. Tinggalkan jjak dengan vote, komen, dan krisarnya ya. Tenkyu!

Brother Notes [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang